Selasa, 03 April 2012

LAP MIKRO MORFOLOGI


MORFOLOGI




 








Oleh :

Prasetyo sarwo p       G1B009012
Elia Nur Ayunin        G1B009038
Sri Budi Fajariyani   G1B009058
Meita Dwi Lestari     G1B009077
Eva Afivah                 G1B009086


                                                Rombongan   : 2
Kelompok      : 7
Asisten            :Fitri



LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI



DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU - ILMU KESEHATAN
JURUSAN KESEHATAN MASYARAKAT
PURWOKERTO2010
ISOLASI



 







Oleh :

Prasetyo sarwo p       G1B009012
Elia Nur Ayunin        G1B009038
Sri Budi Fajariyani   G1B009058
Meita Dwi Lestari     G1B009077
Eva Afivah                 G1B009086


                                                Rombongan   : 2
Kelompok      : 7
Asisten            :Fitri



LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI


DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU - ILMU KESEHATAN
JURUSAN KESEHATAN MASYARAKAT
PURWOKERTO
2010



I.PENDAHULUAN

      A.Latar Belakang

Morfologi suatu mikroba dapat diperiksa dalam keadaan hidup maupun mati. Pemeriksaan morfologi ini penting untuk mengenal nama bakteri, pengenalan sifat fisiologisnya yang kebanyakan merupakan faktor penentu dalam mengenal nama spesies. Bagian-bagian sel dapat dilihat dengan terlebih dahulu memberi warna dimana warna bisa bersifat asam, netral, maupun basa.

Bakteri merupakan organisme prokariot (tidak mempunyai inti sejati dan komponen keturunannya terdapat dalam komponen DNA tunggal atau kromosom yang letaknya bebas dalam sitoplasma), termasuk jasad uniseluler, bersifat semi transparan dan tidak berwarna. Bentuk bakteri ada tiga yaitu bentuk bulat (coccus) yang dibedakan menjadi lima yaitu diplokoki, streptokoki, tetrakoki, stabilokoki, dan sarcinde. Bentuk yang kedua, bentuk batang yang terdapat dalam bentuk berpasangan (diplobasili) atau bentuk rantai (streptobasili) yang dipengaruhi oleh tahap pertumbuhan atau kondisi kultur yang dan yang ketiga berbentuk spiral yang terpisah-pisah, tetapi masing-masing spesies berbeda dalam panjang, jumlah amplitudo spiral nya serta ketegaran dinding sel.

Olesan bakteri yang baik adalah persyaratan bagi tumbuhnya berbagai macam teknik pewarnaan. Prosedur pewarnaan dimaksudkan untuk mengamati dengan lebih baik morfologi dasar mikroorganisme, mengidentifikasi bagian-bagian struktur sel mikroorganisme, membantu mengidentifikasi dan membedakan organisme yang serupa. Langkah utama dalam mempersiapkan spesimen mikroba yang diwarnai untuk pemeriksaan mikroskopik adalah penempatan olesan, serta aplikasi pewarnaan tunggal maupun diferensial.

B.Tujuan

1.      Melihat bentuk-bentuk sel
2.      Membedakan sel gram positif dan gram negative
II.Materi dan Metode

      A.Materi

Alat yang digunakan untuk uji morfologi bakteri antara lain jarum ose, objek glass, Bunsen atau pembakar spirtus, pipet tetes untuk gram A,B,C dan D, mikroskop, stopwatch botol penyemprot. Sedangkan bahan yang digunakan antara lain Escherichia coli, larutan gram A (Kristal violet), larutan gram B (iodin), larutan gram C (etanol), larutan gram D (safranin), aquades, media agar miring dan alkohol 70%.
























      B.Metode



























































































II.Hasil dan Pembahasan

      A.Hasil

Berdasarkan praktikum, E. Coli memiliki warna gram merah, bentuk sel kokus (bulat) memiliki morfologi koloni berupa permukaan yang mengkilat, bentuk yang tidak teratur dan elevasi cembung.

      B.Pembahasan

Pewarnaan Gram atau metode Gram adalah suatu metode empiris untuk membedakan spesies bakteri menjadi dua kelompok besar, gram-positif dan gram-negatif, berdasarkan sifat kimia dan fisik dinding sel mereka. Metode ini diberi nama berdasarkan penemunya, ilmuwan Denmark Hans Christian Gram (1853–1938) yang mengembangkan teknik ini pada tahun 1884 untuk membedakan antara pneumokokus dan bakteri Klebsiella pneumoniae.

Mekanisme pewarnaan gram didasarkan pada struktur dan komposisi dinding sel bakteri. Bakteri gram negatif mengandung lipid, lemak, atau substansi sperti dalam presentase lebih tinggi daripada yang dikandung bakteri gram positif. Dinding sel bakteri juga lebih tipis dari dinding sel gram positif. Adanya etanol (alkohol) menyebabkan terekstraksinya lipid sehingga memperbesar daya rembes atau permeabilitas dinding sel gram negatif. Kompleks ungu kristal yodium yanng menempati dinding sel dapat diekstraksi, sehingga gram negatif kehilangan warna tersebut. Dinding sel bakteri gram positif  memiliki kandunngan lipid yang lebih rendah sehingga akan terhidrasi dengan etanol.

Bakteri gram negatif memiliki kandungan peptidoglikan jauh lebih sedikit sehingga ikatan silang jauh kurang ekstensif. Apabila sel gram positif diberi perlakuan dengan enzim lisozim untuk menyingkirkan dinding sel setelah pewarnaan dengan kompleks ungu kristal yodium, strukturnya akan terwarna kompleks UK-Y. Alkohol tidak mmudah memucatkan warnanya (bukti bahwa dinding sel bakteri gram positif merupakan situs tempat zat warna ungu kristal tertahan). Bakteri gram negatif lebih rentan terhadap antibiotik seperti streptomisin. Bakteri gram positif lebih rentan terhadap penisilin dan kurang rentan terhadap disintegrasi oleh perlakuan mekanis yaitu diberi tekanan tinggi atau getaran ultrasonik atau enzim tertentu.

Perbedaan dasar antara bakteri gram positif dan negatif adalah pada komponen dinding selnya. Kompleks zat iodin terperangkap antara dinding sel dan membran sitoplasma organisme gram positif, sedangkan penyingkiran zat lipida dari dinding sel organisme gram negatif dengan pencucian alkohol memungkinkan hilang dari sel. Bakteri gram positif memiliki membran tunggal yang dilapisi peptidohlikan yang tebal (25-50nm) sedangkan bakteri negatif lapisan peptidoglikogennya tipis (1-3 nm).

Proses perwarnaan dilakukan dengan mensterilkan tangan dan lingkungan kerja dengan alkohol 70% untuk sterilisasi agar tidak kontaminasi. Kemudian ambil bakteri dari biakan miring dengan menggunakan jarum. Kemudian difiksasi di atas api bunsen yang bertujuan untuk membunuh bakteri secara cepat dengan tidak merubah bentuk dan struktur bakteri, melekatkan bakteri di atas objek gelas dan meningkatkan sifat salinitas pewarna.

selanjutnya ditetesi dengan gram A selama 1 menit, gram B selama 1 menit, gram C selama 1 menit, dan gram D selama 45 detik. Setelah perlakuan pewarnaan, preparat selalu dicuci dengan air mengalir dan dikeringanginkan, kecuali setelah pewarnaan gram B preparat dicuci dengan gram C kemudian dikeringanginkan. Hal ini dilakukan karena gram C mengandung alkohol yang bertujuan untuk melunturkan cat sebelumnya.

 Gram A mengandung kristal violet yang berwarna ungu merupakan cat primer yang akan mewarnai bakteri, pewarnaan dilakukan 1 menit agar cat ini dapat melekat sempurna pada dinding bakteri. Gram B mengandung garam iodin merupakan cat mordan yang berfungsi melekatkan atau memfiksasi cat primer yang diserap bakteri, dilakukan selama 1 menit agar pengikatan warna oleh bakteri menjadi lebih kuat. Gram C mengandung alkohol sehingga tidak berwarna dan berfungsi untuk melunturkan cat sebelumnya, dilakukan selama 1 menit agar cat dapat luntur secara sempurna dan tidak ada yang tersisa. Gram D mengandung safranin sehingga bewarna merah yang merupakan cat sekunder atau kontras berfungsi untuk memberikan warna bakteri non target, dilakukan selama 30 detik agar bakteri yang catnya telah luntur dapat terwarnai.

Pencucian dengan air mengalir dimaksudkan agar cat dapat hilang secara sempurna dan tidak tersisa, dikeringanginkan bertujuan agar warna melekat pada bakteri dan segera kering sehingga bila diwarnai lagi warna sebelumnya tidak tercampur dengan warna yang baru. Kemudian dilihat di bawah mikroskop agar dapat mengamati bentuk dan warna sel bakteri. Bakteri gram positif akan berwarna ungu, sedangkan bakteri gram negatif akan berwarna merah.

Escherichia coli termasuk dalam famili Enterobacteraceae yang termasuk gram negatif dan berbentuk batang yang fermentatif. E. coli hidup dalam jumlah besar di dalam usus manusia, yaitu membantu sistem pencernaan manusia dan melindunginya dari bakteri patogen. Akan tetapi pada strain baru dari E.coli merupakan patogen berbahaya yang menyebabkan penyakit diare dan sindrom diare lanjutan serta hemolitik uremic (hus). Peranan yang mengguntungkan adalah dapat dijadikan percobaan limbah di air, indikator pada level pencemaran air serta mendeteksi patogen pada feses manusia yang disebabkan oleh Salmonella typhi.










IV.Kesimpulan dan Saran

      A.kesimpulan

Dari hasil praktikum, maka kesimpulan yang didapat adalah:
1.      Bentuk bakteri ada tiga yaitu bentuk bulat, batang dan spiral, sedangkan bentuk bakteri e.coli adalah bulat.

2.      Perbedaan dasar antara bakteri gram positif dan negatif adalah pada komponen dinding selnya. Bakteri gram positif memiliki membran tunggal yang dilapisi peptidohlikan yang tebal (25-50nm) sedangkan bakteri negatif lapisan peptidoglikogennya tipis (1-3 nm).

      B.Saran

Sebaiknya pada saat praktikum benar-benar diperhatikan prosedur pewarnaan terutama pada lama waktu dan urutan pewarnaan agar tidak terjadi kesalahan dan warna yang terlalu tebal.















DAFTAR REFERENSI



Fardiaz, Srikandi. 1992.Microbiology A Laboratory Manual. New York:
Addison-Wesley Publishing Company

J. G. & Natalie. S. 1983.Dasar-Dasar Mikrobiologi. Surabaya:
Penerbit  Djambatan


 Pelczar Jr, M. J dan E. C. S. Chan.  1986.Mikrobiologi Pangan I. Jakarta:
 Gramedia Pustaka utama.

Sutedjo, M. 1991. Dasar-dasar Mikrobiologi. Jakarta:
 UI-Press

Tjitrosomo. 1982. Dunia Mikroba. Jakarta: Rineka Cipta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar