Selasa, 03 April 2012

LAPORAN PRAKTIKUM RENCANA DAN EVALUASI KESEHATAN


A.    Analisis Situasi Umum
1.      Keadaan Geografis Puskesmas Bukateja
Puskesmas Bukateja merupakan salah satu dari dua Puskesmas di wilayah kerja Kecamatan Bukateja dan berada di tengah-tengah Ibu Kota Kecamatan. Luas wilayah kerja Puskesmas Bukateja Kecamatan Bukateja meliputi 7 Desa, yaitu : Desa Tidu, Desa Wirasaba, Desa Kembangan, Desa Kedungjati, Desa Bukateja, Desa Majasari dan Desa Bajong. Jarak masing-masing desa ke Puskesmas Bukateja sekitar 1,5 Km dan bisa dilalui sepeda dan sepeda motor dalam waktu sekitar ¼ jam.
Batas wilayah kerja Puskesmas Bukateja sebagai berikut:
a.       Sebelah Utara        : Desa Sokanegara Kecamatan Kejobong
b.      Sebelah Timur       : Desa Penarubam (Wilayah Puskesmas Kutawis)
c.       Sebelah Selatan     : Klampok Kecamatan Purwareja-Klampok
d.      Sebelah Barat        : Desa Panican Kecamatan Kemangkon
Luas wilayah kerja Puskesmas Bukateja seluas 22.578 Km. Wilayah ini termasuk dataran, sehingga mudah dijangkau oleh masyarakat dan petugas kesehatan dalam melaksanakan segala kegiatan.
2.      Data Monografi
Jumlah penduduk tahun 2010 di wilayah kerja Puskesmas Bukateja yang meliputi tujuh desa dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 1.1. Jumlah Penduduk Wilayah Puskesmas Bukateja Tahun 2010
Desa
Jenis Kelamin
Jumlah (jiwa)
Laki-Laki (jiwa)
Perempuan (jiwa)
Bukateja
4.299
4.272
8.571
Kedungjati
3.448
3.337
6.785
Majasari
1.812
1.990
3.802
Kembangan
4.244
4.119
8.363
Wirasaba
2.482
2.413
4.895
Tidu
1.461
1.431
2.892
Bajong
2.284
2.296
4.580
Jumlah
39.888
Sumber: Profil Kesehatan Desa, 2010


            Angka kepadatam penduduk di wilayah kerja Puskesmas Bukateja sebesar:
Jumlah Penduduk        =          39.888 jiwa     = 1.766 jiwa/km2
Luas Wilayah (km2)                 22.578 km2
a.       Distribusi Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin
Distribusi penduduk menurut kelompok umur dan jenis kelamin di desa wilayah kerja Puskesmas Bukateja tahun 2010, tampak bahwa penduduk termasuk tua karena jumlah penduduk di atas 15 tahun lebih banyak yaitu 29.682 jiwa atau sekitar 74.41% dari jumlah penduduk keseluruhan. Sedangkan sex ratio di desa wilayah kerja Puskesmas Bukateja yaitu 49.78% adalah penduduk perempuan dan 50.21% adalah penduduk laki-laki.
b.      Distribusi Penduduk Menurut Pendidikan
Komposisi penduduk berdasar kategori tingkat pendidikan tahun 2010. Berdasarkan tingkat pendidikan, penduduk di wilayah kerja Puskesmas Bukateja sebagian besar adalah Sekolah Dasar yaitu sebanyak 8.688 jiwa (21.78%) dari jumlah penduduk. Sedangkan penduduk yang melanjutkan sekolah sampai Perguruan Tinggi menduduki urutan yang paling rendah yaitu sebanyak 1.213 jiwa (3.04 ).
c.       Distribusi Penduduk Menurut Mata Pencaharian
Jenis Pekerjaan
Desa
Jumlah
Bukateja
Kedung jati
Majasari
Kembangan
Wirasaba
Tidu
Bajong
Petani
802
781
525
2.220
1.385
329
181
6223
Buruh Tani
996
290
915
556
508
-
593
4158
Karyawan Pabrik
488
277
286
482
115
121
431
2200
Buruh Bangunan
-
-
-
244
-
-
-
244
Pengusaha
188
12
6
47
8
235
86
582
Pedagang
781
180
30
238
46
-
40
1315
Angkutan
-
-
-
25
-
-
-
25
Sipil/ PNS
212
128
57
55
53
62
111
1900
TNI/ POLRI
15
15
38
15
35
-
4
122
Pensiunan
41
64
29
75
35
28
55
327
Guru
97
-
-
-
-
-
-
97
Lain-lain
978
300
-
1.216
512
1.632
1.549
6187
Sumber : Statistik Kecamatan, 2010
Tabel 4. menunjukkan komposisi penduduk berdasar Mata Pencaharian tahun 2010. Berdasarkan Tabel 4. sebagian besar penduduk di wilayah kerja Puskesmas Bukateja bermata pencaharian sebagai petani, karena sebagian besar wilayah UPTD Puskesmas Bukateja masih berupa tanah sawah.
3.      Lingkungan Fisik dan Biologik
Wilayah kerja Puskesmas Bukateja berada di tengah pusat Ibu Kota Kecamatan. Keberadaannya sangat menunjang kegiatan yang ada utamanya bidang kesehatan. Semua desa adalah dataran yang mudah dijangkau oleh masyarakat dan petugas bila melaksanakan kegiatan luar gedung, seperti : Posyandu, penyuluhan, dan pembinaan yang ada hubungannya dengan kesehatan. Untuk membantu meningkatkan pelayanan kepada masyarakat, selain puskesmas induk (Puskesmas Bukateja) juga terdapat dua Puskesmas Pembantu (Pustu) yang berada di Desa Bajong dan Desa Kembangan dan 4 PKD yaitu di desa Kedungjati, Majasari, wirasaba dan Tidu. Pustu dan PKD tersebut sangat menunjang Program Kesehatan terutama penjaringan dan pelayanan pasien di desa itu. Hal itu dikarenakan Desa tersebut jauh dari Puskesmas Bukateja dan Rumah Sakit Umum Daerah maupun Rumah Sakit Swasta.
Demi kelancaran pelayanan kesehatan yang dilakukan di masyarakat wilayah kerja Puskesmas Bukateja, dilengkapi sarana transportasi berupa 1 unit Puskesmas Keliling ( Pusling ) dan 5 unit sepeda motor, sehingga diharapkan dapat membantu segala kegiatan yang dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Bukateja.
Sedangkan untuk sarana sanitasinya sudah ditunjang dengan program Jambanisasi. Namun, dikarenakan daerah wilayah kerja Puskesmas Bukateja banyak yang dilalui sungai besar dan kecil, maka masih ada masyarakat yang buang air besar di sungai yang ada di sekitarnya.
4.      Situasi Derajat Kesehatan
a.       Angka Kematian Bayi
Jumlah kematian bayi di wilayah Puskesmas Bukateja Tahun 2010 adalah 7 jiwa, hal ini mengalami penurunan dibandingkan pada tahun 2009 sebanyak 8 jiwa.
b.      Angka Kematian Balita
Jumlah kematian Balita di wilayah Puskesmas Bukateja tahun 2010 tidak ada. Hal ini mengalami perubahan jika dibandingkan dengan tahun 2009, ada kematian Balita sebanyak 2 anak.
c.       Angka Kematian Ibu Hamil
Jumlah kematian Ibu Hamil di wilayah Puskesmas Bukateja tahun 2010 adalah 1 orang di Desa Bukateja. Kejadian kematian Ibu Hamil ini sama dengan tahun 2009. Kematian Ibu Hamil tersebut diakibatkan mempunyai riwayat Hipertensi dan Kejang, sebelumnya dari Petugas kesehatan sudah melakukan kunjungan rumah dan bekerja sama dengan Lintas Sektoral serta keluarga pasien tersebut untuk memotivasi supaya melakukan pemeriksaan ke Rumah sakit. Akan tetapi pasien tersebut tidak mengindahkan anjuran, sehingga tidak memeriksakan kehamilannya ke Rumah Sakit. Pada saat kejadian (Pasien Kejang) segera dirujuk ke RSUD Kab. Purbalingga dan dilakukan tindakan, setelah itu dirujuk ke RS Margono Purwokerto.
d.      Angka Kematian Ibu Bersalin
Jumlah kematian ibu bersalin di wilayah Puskesmas Bukateja tahun 2010 adalah tidak ada atau nihil. Dibandingkan dengan tahun yang lalu ada kematian ibu bersalin sebanyak 1 orang. Hal ini disebabkan karena kesadaran masyarakat sudah meningkat bila, terjadi persalinan yang beresiko untuk dirujuk ke Rumah sakit atas saran dari Bidan yang bersangkutan dan motivasi keluarga serta dukun bayi yang mendukung pasien tersebut bersalin di Rumah Sakit.
e.       Angka Kesakitan
10 besar penyakit yang diderita oleh pasien rawat jalan di Puskesmas Bukateja untuk semua kelompok umur, yaitu:
1)      Pilek/ Batuk                            : 3.228 orang
2)      Rematik                                   : 1.759 orang
3)      Gastritis                                   : 1.524 orang
4)      Penyakit Kulit                         : 1.360 orang
5)      Penyakit gigi dan mulut          : 724 orang
6)      Diare                                       : 714 orang
7)      Hipertensi                                : 700 orang
8)      Demam Thypoid                     : 591 orang
9)      Infeksi Mata                            : 443 orang
10)  Asma Bronkial                        : 417 orang
f.       Angka Kesakitan Penyakit DBD
Jumlah angka kesakitan DBD di wilayah puskesmas bukateja tahun 2010 ditemukan 13 kasus adannya penyakit DBD yaitu di desa Bukateja 7 jiwa, desa Kedungjati 2 jiwa, desa Majasari 1 jiwa, desa Kembangan 2 jiwa dan di desa Wirasaba 1 jiwa, sehingga pada tahun 2010 mengalami penurunan dari tahun lalu sebanyak 20 kasus. Hal ini dikarenakan penerapan PHBS yang sudah mulai rutin digalakkan oleh masyarakat serta tindak lanjut dari kasus tersebut adalah dilakukan tindakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN), penyuluhan PHBS, Surveilans dan dilakukan Fogging.
g.      Angka Kesakitan Penyakit Tetanus
Untuk tahun 2010 kasus Tetanus tidak terjadi di wilayah Kerja Puskesmas Bukateja, ini merupakan bukti keberhasilan progam imunisasi adapun data hasil pencapaian sebagai berikut DPT1 HB1 = 104.16%, DPT2 BH2 = 105%, DPT3 BH3 = 110.32%, BCG = 89.18%, CAMPAK = 109.15%, POLIO 4 = 109.65%, HB < 7 = 97%. Cakupan imunisasi rata-rata mengalami peningkatan kecuali HB < 7 menurun bila dibandingkan dengan tahun yang lalu. Untuk HB < 7 mengalami penurunan karena masih ada ibu hamil yang melahirkan dengan tenaga dukun tanpa melaporkan kepada tenaga kesehatan (Bidan), selain itu juga bayi yang lahir dengan BBLR masih ada sehingga bayi tersebut tidak langsung diimunisasi karena salah satu syarat untuk diimunisasi adalah berat badan bayi 2.5 Kg.
h.      Anak Balita Gizi Buruk
Jumlah anak Balita gizi buruk di wilaah Puskesmas Bukateja tahun 2010 sebanyak 3 anak di desa Wirasaba 1 anak, desa Tidu 1 anak dan desa Bajong 1 anak. Hal ini sangat dipengaruhi oleh pendapatan keluarga yang kurang dan pada saat lahir bayi tersebut BBLR sehingga berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangannya. Kasus ini sudah ditindaklanjuti dengan pemberian PMT, penyuluhan dan pemantauan dari pihak puskesmas, selain itu juga petugas memberikan motivasi agar pasien rutin datang ke posyandu untuk memantau pertumbuhan dan perkembangannya.
i.        Anak Balita Kekurangan Vitamin A (KVA)
Untuk tahun 2010 di wilayah kerja Puskesmas Bukateja tidak terjadi kasus anak balita kekurangan Vitamin A, hal ini ditunjukkan data pencapaian distribusi Vitamin A ( 100% ) Pada bayi dan balita yang ada di wilayah Puskesmas Bukateja.
j.        Penderita Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY)
Pada tahun 2010 ini tidak dijumpai penderita GAKY. Untuk tahun 2009 di Wilayah Puskesmas Bukateja ditemukan penderita kasus ini sebanyak 3 orang. Yaitu dengan kriteria Grade I dan Grade II. Hal ini menunjukan kesadaran masyarakat kita sudah semakin tinggi akan pentingnya kesehatan diri sendiri. Hal ini semakin banyak peenunjang agar kita selalu sehat. Terutama penyebab yang dialami, sebagai contoh penggunaan garam beryodium sebagai salah satu bumbu pemasak sehari-hari. Juka produksenpun demikian. Semakin tahu kebutuhan kita sehari-hari tanpa menimbulkan penyakit lain akibat GAKY. Pada tahun 2010 ini memang tidak dijumpai kasus penderita GAKY, akan tetapi setelah dilakukan uji garam dengan menggunakan Iodium Tes ditemukan 2 desa yang tidak masuk kriteria dengan garam yodium baik yaitu desa Kembangan dan desa Tidu. Setelah itu tindak lanjut dari petugas kesehatan menyarankan untuk tidak mengkonsumsi produk tersebut dan menyarankan supaya membeli/ menggunakan produk garam yang mengandung kadar yodium serta memberitahu bagaimana cara penyimpanan garam yang benar.
k.      Persentase Berat Badan Lahir Rendah
Di wilayah kerja Puskesmas Bukateja kasus BBLR tahun 2010 sejumlah 35 bayi. Sedangkan tahun 2009 adalah 39 bayi sehingga terjadi penurunan. Masih adanya kelahiran dengan BBLR tersebut dikarenakan perilaku ibu pada waktu hamil tidak memperhatikan konsumsi makanan yang bergizi, adanya partus Gemeli, ibu hamil tersebut tidak melakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin sehingga pertumbuhan janin dalam kandungan tidak terdeteksi apakah BB bayi cukup atau kurang. Selain itu juga faktor ekonomi yang masih kurang serta ibu hamil tersebut mempunyai riwayat kehamilan dengan KEK (Kekurangan Energi Kalori).
l.        Jumlah Ibu Hamil Resti
Jumlah Ibu Hamil Resti di wilayah Puskesmas Bukateja tahun 2010 sebanyak 203 ibu hamil, mengalami peningkatan dibandingkan dengan tahun 2009 sebanyak 132 ibu hamil. Hal ini dikarenakan ibu hamil tersebut mempunyai faktor resiko diantaranya ibu hamil dengan KEK, Hipertensi, riwayat persalinan yang lalu dengan operasi, dan kelainan letak janin.
m.    Jumlah Ibu Hamil Resti Dirujuk
Jumlah ibu hamil resti dirujuk di wilayah Puskesmas Bukateja pada tahun 2010 sebanyak 176 bumil, ini mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2009 sebanyak 85 bumil. Hal ini dikarenakan karena ibu hamil tersebut tergolong dalang kategori resiko ibu hamil tinggi yang perlu tindakan lebih lanjut di rumah sakit..
n.      Jumlah Kunjungan Neonatus
Jumlah kunjungan Neonatus di Puskesmas Bukateja tahun 2010 sejumlah 654 dan tahun 2009 sejumlah 695 berarti mengalami penurunan. Hal ini menunjukkan bahwa tenaga kesehatan terutama bidan benar-benar melakukan kunjungan terhadap Neonatus untuk mengetahui kondisi pertumbuhan dan perkembangan serta melakukan tindakan segera jika terjadi kegawatdaruratan.
o.      Jumlah Persalinan Ditolong Tenaga Kesehatan.
Jumlah persalinan ditolong Nakes di wilayah Puskesmas Bukateja tahun 2010 sebanyak 639 orang, sedangkan tahun 2009 sebanyak 668 orang. Hal ini mengalami peningkatan dibandingkan dengan tahun lalu. Pada tahun 2010 masih ada ibu hamil yang melahirkan ditolong oleh Dukun terlatih tanpa didampingi Tenaga Kesehatan (Bidan). Hal tersebut terjadi karena sebagian masyarakat masih ada yang sangat menghargai adat istiadat yang turun temurun dari nenek moyang, mereka beranggapan bahwa melahirkan tanpa didampingi tenaga kesehatan (BIdan) juga bisa dan tidak terjadi masalah. Selain itu juga karena faktor ekonomi , masih ada masyarakat yang beranggapan bahwa melahirkan ditolong Bidan itu biayanya mahal dan ketika disarankan untuk mengikuti program JPKM yang dapat mengurangi biaya persalinan mereka mau mengikuti.
5.      Upaya Kesehatan
a.      Perilaku Sehat
1)      Persentase Rumah Tangga Yang Melaksanakan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
a)        Jumlah persalinan ditolong tenaga kesehatan diwilayah kerja Puskesmas Bukateja  639 dan ditolong dukun sebanyak 22 orang itu menandakan masih adanya ibu hamil yang bersalin dengan dukun.
b)        Jumlah bayi yang mendapat ASI eksklusif diwilayah Puskesmas Bukateja ada 275 anak.
c)        Jumlah balita timbang teratur di posyandu 2.638 balita sedangkan jumlah balita total 2.926 kurang lebih 90.16% mengalami peningkatan dibandingkan tahun lalu.
d)       Jumlah anggota keluarga mengkonsumsi lauk pauk aneka ragam gizi seimbang dengan jumlah KK yang diperiksa 210 adalah 67 KK dan yang masuk ke dalam kelompok KADARZI sebesar 31.90%. Hal ini menunjukkan bahwa kesadaran masyarakat untuk mengkonsumsi lauk pauk masih kurang.
e)        Di wilayah kerja Puskesmas Bukateja 5.900 KK menggunakan jamban sehat, sedangkan sisanya masih menggunakan kolam, sungai dan cemplung. Masih kurangnya masyarakat di wilayah Puskesmas Bukateja tentang pentingnya menggunakan jamban sehat kurang lebih 38.954%, masyarakat sudah ada kesadarannya.
f)         Dari 9.018 masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Bukateja menggunakan sarana air bersih untuk keperluan sehari-hari, ini menandakan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Bukateja baru 96.84% masyarakat yang menggunakan sarana air bersih.
g)        Dari 8.834 anggota rumah tangga kurang lebih 8.088 (91.56%) sudah membuang sampah pada tempatnya, yaitu lubang-lubang sampah yang akhirnya nanti dibakar, dengan sisa anggota rumah tangga masih ada yang membuang sampah di sungai (sembarang tempat).
h)        Jumlah peserta yang memiliki atau yang ikut Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat (JPKM) ada 1.393 KK dan sisanya ada yang mengikuti Jaminan Pemeliharaan Kesehatan yang lain misal ASKES (999 KK), Jamkesmas (4.270 KK), Jamsostek (517 KK), Dana Sehat, dan lain-lain.
2)      Jumlah Strata Posyandu
Jumlah Posyandu yang ada di wilayah kerja Puskesmas Bukateja sejumlah 38 posyandu. Dengan rincian sebagai berikut :
a)        Posyandu Pratama    : 0
b)        Posyandu Madya      : 0
c)        Posyandu Purnama   : 17
d)       Posyandu Mandiri     : 21
Pada tahun 2010 jumlah Posyandu Mandiri mengalami peningkatan, hal ini dikarenakan karena adanya kerjasama yang baik antara bidan, tenaga pendamping dan kader kesehatan.
3)      Jumlah Sekolah dan Madrasah Bebas Penyalahgunaan
Untuk tahun 2010 sama dengan tahun lalu, karena penyuluhan dilakukan Petugas Puskesmas pada kunjungan UKS/ PKM oleh petugas, seluruh sekolah dan Madrasah bebas penyalahgunaan napza.
4)      Persentase Penduduk Yang Menggunakan Sarana Kesehatan
Wilayah kerja Puskesmas Bukateja terdapat 2 Puskesmas Pembantu dan 5 PKD yang semuanya sangat menambah jumlah pelayanan, baik pelayanan kepada masyarakat ataupun pendapatan tiap bulannya. Adapun jumlah pelayanan terhadap masyarakat menggunakan sarana kesehatan ini baik puskesmas, pustu dan PKD sebanyak 33.931 orang. Pasien yang menggunakan ASKES 5.187 orang, menggunakan JPKM dan Jamkesmas 22.402, dan yang umum 6.342 orang. Berarti mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2009. Hal ini dikarenakan pelayanan dan kinerja petugas yang meningkat, serta dikarenakan kesadaran masyarakat untuk berobat ke sarana kesehatan juga meningkat.
b.      Kesehatan Lingkungan
1)      Persentase Rumah Sehat
Di wilayah kerja Puskesmas Bukateja terdapat 7 desa dan memiliki rumah tangga sebanyak 9.312 KK. Sedangkan yang memiliki rumah/ bangunan 8.034 KK, hal ini menunjukkan masih ada keluarga yang menumpang atau menghuni rumah kontrakan. Dari jumlah itu 100% dilakukan pemeriksaan oleh petugas dan yang termasuk rumah sehat hanya 86.28%.
2)      Jumlah Sekolah dan Madrasah Sehat
Wilayah kerja Puskesmas Bukateja terdapat 42 sarana pendidikan yang tersebar di 7 desa. Semua telah dilakukan pembinaan. Menurut petugas dari jumlah keseluruhan sekolah masih ada beberapa sekolah yang kurang memenuhi syarat kesehatan. Hal ini dikarenakan sudah mulai banyak bangunan sekolah atau madrasah yang rusak bangunannya dan mengurangi nilai untuk memenuhi syarat standar kesehatan.
3)      Persentase Sarana Ibadah Sehat
Untuk tahun 2010 sarana ibadah di wilayah kerja Puskesmas Bukateja sebanyak 220 dan yang dibina oleh Tenaga Puskesmas juga sebanyak 220.
4)      Persentase Tempat-tempat Umum Sehat
Untuk tahun 2010 Tempat-tempat umum jumlah yang ada 77 buah, yang dilakukan pemeriksaan 77 buah dan yang memenuhi syarat sehat 77 buah dengan rata-rata 100%. Berati memenuhi syarat sehat seluruhnya.
5)      Persentase Institusi Dibina Kesehatan Lingkungannya.
Untuk tahun 2010 jumlahnya mencapai 309 yang ada di wilayah kerja Puskesmas Bukateja. Sedangkan petugas membina 309 buah. Dari jumlah itu memperoleh 100% yang dibina oleh petugas di lapangan. Data ini menunjukkan sarana yang dibina mengalami peningkatan dibanding tahun yang lalu akan tetapi untuk jumlah prosentase yang dibina sama dengan 100%.
6)      Persentase Rumah Diperiksa Jentik Nyamuknya.
Pada tahun 2010 di wilayah kerja Puskesmas Bukateja melakukan pemeriksaan jentik nyamuk, dimana jumlah rumah bangunan yang ada 9.312 dan rumah/ bangunan yang diperiksa sebanyak 779 bangunan. Dari hasil pemeriksaan jumlah rumah / bangunan yang bebas jentik adalah 712 (91.40%).
c.       Pelayanan Kesehatan Rujukan dan Penunjang.
Jumlah penduduk yang berkunjung ke Puskesmas, Pustu dan PKD mengalami kenaikan dibandingkan tahun 2010 yaitu 33.931, sedang tahun 2009 sebanyak 32.487. hal ini disebabkan karena adanya penambahan sarana pelayanan kesehatan terdekat yaitu dengan dibangunnya PKD Bukateja. Karena adanya sarana penunjang seperti Laboratorium dan Poli Gizi, sehingga dapat mendukung pelayanan kesehatan di puskesmas.
Secara keseluruhan masyarakat sudah mengetahui pentingnya kesehatan dan berobat ke Tenaga Kesehatan baik di Puskesmas Bukateja, Pustu dan PKD, atau tempat berobat lain seperti RSUD. Akan tetapi, masih ada beberapa masyarakat yang berobat ke orang yang bukan Tenaga Kesehatan.
d.      Kinerja Standar Pelayanan Minimal (SPM) Yang Diselenggarakan Oleh Puskesmas.
1)      Poliklinik Kesehatan Desa (PKD) dan Puskesmas Pembantu
PKD dan Pustu sudah bisa melayani pemeriksaan ibu hamil, pelayanan KB dan persalinan, selain itu juga melayani pemeriksaan kesehatan anak yang mana ditunjang dengan pelayanan MTBS yaitu masalah tentang balita sakit yang harus ditangani lebih serius atau dengan penuh ketelitian dengan cara wawancara atau berkomunikasi langsung dengan orang tua balita, dari pembicaraan tersebut akan dicatat dan dipecahkan solusinya serta pengobatannya. PKD juga melayani imunisasi bagi bayi dan melayani kesehatan atau pemeriksaan umum untuk masyarakat, malaksanakan penjaringan kesehatan anak sekolah baik TK maupun SD/MI. Selain itu, juga melaksanakan penyuluhan di masyarakat dan juga melakukan surveiler untuk mengetahui apakah ada balita gizi buruk atau lingkungan yang tidak sehat.
2)      Kinerja Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) KB – Kesehatan
Kinerja Posyandu meliputi kegiatan bulanan seperti : penimbangan, imunisasi dan pertemuan kader yang dilaksanakan setiap bulan untuk membahas tentang perkembangan Posyandu, perkembangan desa maupun memberikan informasi baru yang didapat dari Dinas Kesehatan atau Puskesmas.
6.      Sumber Daya Kesehatan
a.      Tenaga Kesehatan
Tenaga Kesehatan di Puskesmas Bukateja sebanyak 40 orang, terdiri dari 24 orang PNS, 1 orang CPNS, 4 orang Bidan PTT dan 11 orang Tenaga Pengabdian dengan rincian sebagai berikut :
No.
Jenis Ketenagaan
Jumlah
1.
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
Dokter umum
Dokter Gigi
Perawat
Perawat Gigi
Bidan PNS
Bidan PTT
Nutrisionis
Sanitarian
Asisten Apoteker
Pelaksana PKM
Pelaksana Laboratorium
Surveilans
Tata Usaha
Administrasi / Lainnya
Pengabdian
2
1
7
1
6
4
1
1
1
1
1
1
1
1
11
b.      Pembiayaan Kesehatan
Sumber pembiayaan kesehatan untuk Puskesmas Bukateja tahun 2010 berasal dari dana pengembalian retribusi puskesmas, Kapitasi JPKM, Dana Jamkesmas, APBD Kabupaten Purbalingga dan sumber lain dari pusat.
c.       Sarana dan Prasarana Kesehatan
Demi kelancaran dan peningkatan mutu pelayanan kesehatan kepada masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Bukateja Kecamatan Bukateja dilengkapi sarana dan prasarana sebagai berikut :
No
Jenis Sarana Prasarana
Jumlah
Keterangan
1

Puskesmas Induk
1

2

Puskesmas Pembantu

2

Pustu Bajong dan Pustu Kembangan
3

PKD
5
PKD Kedungjati, PKD Majasari, PKD Bukateja, PKD Wirasaba dan PKD Tidu
4
Mobil Puskesmas Keliling
1

5
Posyandu
38

6
Posyandu Lansia
16

7
Sepeda Motor
3
Dikembalikan ke DKK Purbalingga 2 buah karena rusak

B.     Rumusan Visi dan Misi
1.      Visi
Visi Pembangunan Kesehatan Masyarakat Khususnya pada Dinas Kesehatan Kabupaten Purbalingga dan masyarakat Kecamatan Bukateja pada umumnya adalah ”Purbalingga Sehat Dan Sejahtera Tahun 2010”. Dengan adanya rumusan visi tersebut maka lingkungan yang diharapkan pada masa depan adalah lingkungan yang kondusif bagi terwujudnya keadaan sehat dan sejahtera yaitu : lingkungan yang bebas dari polusi, tersedianya air bersih, sanitasi lingkungan yang memadai, perumahan dan pemukiman yang sehat, perencanaan kawasan yang berwawasan kesehatan serta terwujudnya kehidupan masyarakat yang saling tolong menolong dengan memelihara nilai-nilai budaya.
Perilaku masyarakat Purbalingga Sehat Sejahtera 2010 adalah perilaku proaktif untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan sosial, mencegah resiko terjadinya penyakit, melindungi diri dari ancaman penyakit, serta berpartisipasi aktif dalam gerakan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat.
Selanjutnya masyarakat mempunyai kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu. Pelayanan kesehatan yang tersedia adalah pelayanan yang berhasil guna yang tersebar secara merata diseluruh wilayah Purbalingga disamping pelayanan kesehatan dibina dan dikembangkan pula rasa kesetiakawanan sosial, kepedulian sosial dan tanggung jawab sosial kepada penyandang masalah kesejahteraan sosial, baik dari masyarakat dan pemerintah. Dengan demikian terwujudlah derajat kesehatan dan kesejahteraan sosial masyarakat yang optimal yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi.
2.      Misi
Untuk dapat terwujudkan visi menjadi ”Purbalingga Sehat 2010”, maka ditetapkan misi : ”Mewujudkan Purbalingga yang sehat dan sejahtera tahun 2010 melalui peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM), pelayanan prima, pembimbingan, pengembangan kemandirian dan peran serta masyarakat”.
C.    Analisis SWOT dan Strategi
1.      Faktor Internal
a.         Kekuatan (Strenght)
No
Kekuatan
Nilai
Bobot
Skor
1
Letak Puskesmas berada di tengah-tengah Ibu Kota Kecamatan sehingga mudah dijangkau masyarakat.

1
4
4
2
Mempunyai 2 Pustu dan 5 PKD yang sangat menunjang program kesehatan terutama penjaringan dan pelayanan pasien

1
4
4
3
Dilengkapi sarana transportasi berupa 1 unit Pusling dan 5 unit sepeda motor,sehingga dapat membantu segala kegiatan yang dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Bukateja.

1
3
3
4
Tersedianya dana pembiayaan kesehatan sebagai stimulant.
1
4
4
5
Ada kegiatan peningkatan mutu dan kinerja puskesmas melalui penilaian akreditasi dan kinerja petugas.
0.75
4
3
6
Adanya petunjuk pelaksana, petunjuk teknis, dan protap kigiatan.
1
3
3
7
Adanya bimbingan teknis.
0.75
4
3




24

b.      Kelemahan (Weakness)
No
Kelemahan
Nilai
Bobot
Skor
1
Kebiasaan petugas yang kurang mendukung terciptanya pelayanan yang prima.
1
3
3
2
Tenaga masih kurang baik secara kualitas maupun kuantitas, sehingga petugas harus merangkap teknis pelayanan di lapangan dan administratif.
1
4
4
3
Beban kerja antar petugas yang belum seimbang, karena adanya perbedaan pendidikan, keterampilan dan motivasi.
1
4
4
4
Sarana prasarana pelayanan kesehatan terbatas.
1
4
4
5
Cakupan pelayanan kesehatan ibu hamil, pelayanan imunisasi TT. persalinan oleh tenaga kesehatan dan pelayanan neonatal masih kurang.
1
4
4
6
Tenaga kesehatan belum optimal dalam pemanfaatan waktu.
0.75
3
2.25




21.25

2.      Faktor Eksternal
a.      Peluang (Opportunity)
No
Peluang
Nilai
Bobot
Skor
1
Adanya keinginan dari masyarakat untuk hidup sehat dan adanya kemauan masyarakat untuk gotong royang dan bekerjasama untuk meningkatkan status kesehatannya.
1
4
4
2
Dukungan tokoh masyarakat yang masih mungkin dioptimalkan.
0.75
4
3
3
Wilayah Puskesmas Bukateja termasuk daratan, sehingga mudah dijangkau oleh masyarakat dan petugas kesehatan bila melaksanakan kegiatan di luar gedung
0.75
3
2.25
4
Tersedianya biaya kesehatan dari program JPKM yang meringankan masyarakat dalam pembiayaan kesehatannya.

1
4
4




13.25

b.      Ancaman (Threats)
No
Ancaman
Nilai
Skor
Bobot
1
Tingkat pendidikan dan pengetahuan masyarakat relatif rendah, sehingga mempengaruhi kemampuan menerima informasi dan pengetahuan tentang kesehatan.
1
3
3
2
Rendahnya motivasi masyarakat untuk mandiri dan mengatasi masalah kesehatan, karena masalah ekonomi dan rendahnya daya beli.
1
4
4
3
PHBS belum membudaya, karena sulitnya merubah kebiasaan penduduk yang memanfaatkan sungai sebagai tempat pembuangan limbah.
1
4
4
4
Adanya praktek dokter swasta, dan balai pengobatan swasta sebagai pesaing puskesmas.
1
2
2
5.



13

Total Skor:
Strenght          : 24
Weakness        : 21.25
Opportunity    : 13.25
Threat              : 13


S
W
O
37.25
34.5
T
37
34.25

Kuadran


O
 
 

Kuadran I
 
T
 
W
 
S
 


D.    Perencanaan Program Kerja
1.      Program Internal (Strenght)
a.       Memberikan pelayanan yang maksimal kepada masyarakat yang tidak bisa tercakup oleh Puskesmas melalui Pustu dan PKD yang ada.
b.      Memanfaatkan sarana transportasi yang telah tersedia agar mampu melayani masyarakat yang letaknya jauh dari Puskesmas.
c.       Pengelolaan dana pembiayaan kesehatan dilakukan oleh orang yang berkompeten tentang pembiayaan kesehatan.
d.      Memanfaatkan dana dengan berpedoman pada peraturan perundang-undangan, Peraturan Menteri Kesehatan, Peraturan Daerah, dan kebijakan pemerintah daerah.
e.       Dana pembiayaan kesehatan yang digunakan sebagai stimulant harus tepat sasaran, sesuai dengan masalah kesehatan yang terjadi di wilayah Puskesmas Bukateja.
f.       Kegiatan peningkatan mutu pelayanan dan kinerja petugas dilakukan rutin setiap tahunnya.
g.      Peningkatan kedisiplinan tenaga kesehatan dalam pelaksanaan kegiatan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, yang sesuai dengan petunjuk teknis.
h.      Bimbingan teknis rutin dilakukan dalam rangka peningkatan profesionalisme pelayanan kesehatan.
i.        Dilakukan kerjasama lintas sektoral dalam bimbingan teknis tenaga kesehatan untuk meningkatkan kinerja pemberian pelayanan kesehatan.
2.      Program Eksternal (Opportunity)
a.       Peningkatan promosi kesehatan melalui berbagai kegiatan untuk membudayakan PHBS.
b.      Peningkatan kerjasama dan hubungan timbal balik yang baik antara  petugas kesehatan dengan tokoh masyarakat, dan organisasi masyarakat lainnya yang ada.
c.       Peningkatan pemberdayaan masyarakat dengan cara kaderisasi agar masyarakat termotivasi dan mampu untuk menganalisis serta menyelesaikan masalah kesehatannya sendiri.
d.      Peningkatan promosi JPKM kepada masyarakat melalui berbagai kesempatan dan berbagai media.

Strategi Fungsional
Program
Kegiatan
Faktor Internal (Strenght)
Meningkatkan pelayanan maksimal.
Memberdayakan peran Pustu dan PKD.
a.       Penempatan tenaga kesehatan yang berkualitas di Pustu dan PKD.
b.      Pelatihan PKD.
Memaksimalkan sarana prasarana, tenaga kesehatan dan dana untuk memberdayakan masyarakat dalam mengatasi masalah kesehatannya yang diakibatkan oleh perilaku dan budaya yang tidak sehat, dan ekonomi yang rendah.
a.       Peningkatan manajemen kaeuangan Puskesmas.
b.      Fasilitasi Survey Mawas Diri (SMD) dan Musyawarah Masyarakat Desa (MMD)
a.       Pelatihan manajemen bagi karyawan.
b.      SMD/MMD.
c.       Rakor pokja desa siaga.
Memanfaatkan jumlah tenaga/ SDM secara maksimal untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan kepada masyarakat
Peningkatan kualitas SDM.
a.       Pelatihan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS).
b.      Pelatihan Deteksi Dini Tumbuh Kembang (DDTK).
c.       Bimbingan pembuatan SOP.
d.      Bimbingan teknis.
Faktor Eksternal (Opportunity)
Meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang PHBS.
Promosi kesehatan untuk membudayakan PHBS.
Penyuluhan PHBS yang dilakukan di berbagai kegiatan kegiatan masyarakat.
Meningkatkan pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan.
a.    Kerjasama yang baik dengan tokoh masyarakat dan organisasi masyarakat lainnya.
b.    Memaksimalkan fungsi, dan kualitas kader.
Pelatihan dan Pembinaan Kader.
Memanfaatkan dukungan kerjasama lintas sektoral untuk meningkatkan mutu pelayanan Puskesmas.
Sosialisasi program Puskesmas dengan lintas sektoral.
Lokakarya mini tribulanan dengan listas sektoral.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar