A.
Analisis
Situasi Umum
1.
Keadaan
Geografis Puskesmas Bukateja
Puskesmas
Bukateja merupakan salah satu dari dua Puskesmas di wilayah kerja Kecamatan
Bukateja dan berada di tengah-tengah Ibu Kota Kecamatan. Luas wilayah kerja
Puskesmas Bukateja Kecamatan Bukateja meliputi 7 Desa, yaitu : Desa Tidu, Desa
Wirasaba, Desa Kembangan, Desa Kedungjati, Desa Bukateja, Desa Majasari dan
Desa Bajong. Jarak masing-masing desa ke Puskesmas Bukateja sekitar 1,5 Km dan
bisa dilalui sepeda dan sepeda motor dalam waktu sekitar ¼ jam.
Batas wilayah kerja Puskesmas Bukateja
sebagai berikut:
a. Sebelah
Utara : Desa Sokanegara Kecamatan
Kejobong
b. Sebelah
Timur : Desa Penarubam (Wilayah
Puskesmas Kutawis)
c. Sebelah
Selatan : Klampok Kecamatan
Purwareja-Klampok
d. Sebelah
Barat : Desa Panican Kecamatan
Kemangkon
Luas wilayah kerja Puskesmas Bukateja seluas 22.578
Km. Wilayah ini termasuk dataran, sehingga mudah dijangkau oleh masyarakat dan
petugas kesehatan dalam melaksanakan segala kegiatan.
2. Data Monografi
Jumlah penduduk tahun 2010 di wilayah
kerja Puskesmas Bukateja yang meliputi tujuh desa dapat dilihat pada tabel
berikut ini:
Tabel 1.1. Jumlah Penduduk Wilayah Puskesmas
Bukateja Tahun 2010
Desa
|
Jenis
Kelamin
|
Jumlah
(jiwa)
|
|
Laki-Laki
(jiwa)
|
Perempuan
(jiwa)
|
||
Bukateja
|
4.299
|
4.272
|
8.571
|
Kedungjati
|
3.448
|
3.337
|
6.785
|
Majasari
|
1.812
|
1.990
|
3.802
|
Kembangan
|
4.244
|
4.119
|
8.363
|
Wirasaba
|
2.482
|
2.413
|
4.895
|
Tidu
|
1.461
|
1.431
|
2.892
|
Bajong
|
2.284
|
2.296
|
4.580
|
Jumlah
|
39.888
|
Sumber:
Profil Kesehatan Desa, 2010
Angka
kepadatam penduduk di wilayah kerja Puskesmas Bukateja sebesar:
Jumlah Penduduk = 39.888
jiwa = 1.766 jiwa/km2
Luas Wilayah (km2) 22.578 km2
a.
Distribusi Penduduk
Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin
Distribusi penduduk
menurut kelompok umur dan jenis kelamin di desa wilayah kerja Puskesmas
Bukateja tahun 2010, tampak bahwa penduduk
termasuk tua karena jumlah penduduk di atas 15 tahun lebih banyak yaitu 29.682
jiwa atau sekitar 74.41% dari jumlah penduduk keseluruhan. Sedangkan sex ratio
di desa wilayah kerja Puskesmas Bukateja yaitu 49.78% adalah penduduk perempuan
dan 50.21% adalah penduduk laki-laki.
b.
Distribusi Penduduk
Menurut Pendidikan
Komposisi penduduk
berdasar kategori tingkat pendidikan tahun 2010. Berdasarkan tingkat
pendidikan, penduduk di wilayah kerja Puskesmas Bukateja sebagian besar adalah
Sekolah Dasar yaitu sebanyak 8.688 jiwa (21.78%) dari jumlah penduduk.
Sedangkan penduduk yang melanjutkan sekolah sampai Perguruan Tinggi menduduki
urutan yang paling rendah yaitu sebanyak 1.213 jiwa (3.04 ).
c.
Distribusi Penduduk
Menurut Mata Pencaharian
Jenis Pekerjaan
|
Desa
|
Jumlah
|
||||||
Bukateja
|
Kedung jati
|
Majasari
|
Kembangan
|
Wirasaba
|
Tidu
|
Bajong
|
||
Petani
|
802
|
781
|
525
|
2.220
|
1.385
|
329
|
181
|
6223
|
Buruh Tani
|
996
|
290
|
915
|
556
|
508
|
-
|
593
|
4158
|
Karyawan Pabrik
|
488
|
277
|
286
|
482
|
115
|
121
|
431
|
2200
|
Buruh Bangunan
|
-
|
-
|
-
|
244
|
-
|
-
|
-
|
244
|
Pengusaha
|
188
|
12
|
6
|
47
|
8
|
235
|
86
|
582
|
Pedagang
|
781
|
180
|
30
|
238
|
46
|
-
|
40
|
1315
|
Angkutan
|
-
|
-
|
-
|
25
|
-
|
-
|
-
|
25
|
Sipil/ PNS
|
212
|
128
|
57
|
55
|
53
|
62
|
111
|
1900
|
TNI/ POLRI
|
15
|
15
|
38
|
15
|
35
|
-
|
4
|
122
|
Pensiunan
|
41
|
64
|
29
|
75
|
35
|
28
|
55
|
327
|
Guru
|
97
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
97
|
Lain-lain
|
978
|
300
|
-
|
1.216
|
512
|
1.632
|
1.549
|
6187
|
Sumber
: Statistik Kecamatan, 2010
Tabel 4. menunjukkan
komposisi penduduk berdasar Mata Pencaharian tahun 2010. Berdasarkan Tabel 4.
sebagian besar penduduk di wilayah kerja Puskesmas Bukateja bermata pencaharian
sebagai petani, karena sebagian besar wilayah UPTD Puskesmas Bukateja masih berupa
tanah sawah.
3.
Lingkungan
Fisik dan Biologik
Wilayah
kerja Puskesmas Bukateja berada di tengah pusat Ibu Kota Kecamatan.
Keberadaannya sangat menunjang kegiatan yang ada utamanya bidang kesehatan.
Semua desa adalah dataran yang mudah dijangkau oleh masyarakat dan petugas bila
melaksanakan kegiatan luar gedung, seperti : Posyandu, penyuluhan, dan
pembinaan yang ada hubungannya dengan kesehatan. Untuk membantu meningkatkan
pelayanan kepada masyarakat, selain puskesmas induk (Puskesmas Bukateja) juga
terdapat dua Puskesmas Pembantu (Pustu) yang berada di Desa Bajong dan Desa
Kembangan dan 4 PKD yaitu di desa Kedungjati, Majasari, wirasaba dan Tidu.
Pustu dan PKD tersebut sangat menunjang Program Kesehatan terutama penjaringan
dan pelayanan pasien di desa itu. Hal itu dikarenakan Desa tersebut jauh dari
Puskesmas Bukateja dan Rumah Sakit Umum Daerah maupun Rumah Sakit Swasta.
Demi
kelancaran pelayanan kesehatan yang dilakukan di masyarakat wilayah kerja
Puskesmas Bukateja, dilengkapi sarana transportasi berupa 1 unit Puskesmas
Keliling ( Pusling ) dan 5 unit sepeda motor, sehingga diharapkan dapat
membantu segala kegiatan yang dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Bukateja.
Sedangkan
untuk sarana sanitasinya sudah ditunjang dengan program Jambanisasi. Namun,
dikarenakan daerah wilayah kerja Puskesmas Bukateja banyak yang dilalui sungai
besar dan kecil, maka masih
ada masyarakat yang buang air besar di sungai yang ada di sekitarnya.
4.
Situasi
Derajat Kesehatan
a.
Angka Kematian Bayi
Jumlah kematian bayi di wilayah Puskesmas Bukateja Tahun 2010 adalah 7
jiwa, hal ini mengalami penurunan dibandingkan pada tahun 2009 sebanyak 8 jiwa.
b.
Angka Kematian Balita
Jumlah kematian Balita di wilayah Puskesmas Bukateja tahun 2010 tidak
ada. Hal ini mengalami perubahan jika dibandingkan dengan tahun 2009, ada
kematian Balita sebanyak 2 anak.
c.
Angka Kematian Ibu Hamil
Jumlah kematian Ibu Hamil di wilayah Puskesmas Bukateja tahun 2010
adalah 1 orang di Desa Bukateja. Kejadian kematian Ibu Hamil ini sama dengan
tahun 2009. Kematian Ibu Hamil tersebut diakibatkan mempunyai riwayat
Hipertensi dan Kejang, sebelumnya dari Petugas kesehatan sudah melakukan
kunjungan rumah dan bekerja sama dengan Lintas Sektoral serta keluarga pasien
tersebut untuk memotivasi supaya melakukan pemeriksaan ke Rumah sakit. Akan
tetapi pasien tersebut tidak mengindahkan anjuran, sehingga tidak memeriksakan
kehamilannya ke Rumah Sakit. Pada saat kejadian (Pasien Kejang) segera dirujuk
ke RSUD Kab. Purbalingga dan dilakukan tindakan, setelah itu dirujuk ke RS
Margono Purwokerto.
d.
Angka Kematian Ibu Bersalin
Jumlah kematian ibu bersalin di wilayah Puskesmas
Bukateja tahun 2010 adalah tidak ada atau nihil. Dibandingkan dengan tahun yang
lalu ada kematian ibu bersalin sebanyak 1 orang. Hal ini disebabkan karena
kesadaran masyarakat sudah meningkat bila, terjadi persalinan yang beresiko
untuk dirujuk ke Rumah sakit atas saran dari Bidan yang bersangkutan dan
motivasi keluarga serta dukun bayi yang mendukung pasien tersebut bersalin di
Rumah Sakit.
e.
Angka Kesakitan
10 besar penyakit yang diderita oleh pasien rawat
jalan di Puskesmas Bukateja untuk semua kelompok umur, yaitu:
1)
Pilek/ Batuk :
3.228 orang
2)
Rematik :
1.759 orang
3)
Gastritis :
1.524 orang
4)
Penyakit Kulit :
1.360 orang
5)
Penyakit gigi dan mulut : 724 orang
6)
Diare :
714 orang
7)
Hipertensi :
700 orang
8)
Demam Thypoid :
591 orang
9)
Infeksi Mata :
443 orang
10) Asma Bronkial : 417 orang
f.
Angka Kesakitan Penyakit DBD
Jumlah angka kesakitan DBD di wilayah puskesmas bukateja tahun 2010
ditemukan 13 kasus adannya penyakit DBD yaitu di desa Bukateja 7 jiwa, desa
Kedungjati 2 jiwa, desa Majasari 1 jiwa, desa Kembangan 2 jiwa dan di desa
Wirasaba 1 jiwa, sehingga pada tahun 2010 mengalami penurunan dari tahun lalu
sebanyak 20 kasus. Hal ini dikarenakan penerapan PHBS yang sudah mulai rutin
digalakkan oleh masyarakat serta tindak lanjut dari kasus tersebut adalah
dilakukan tindakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN), penyuluhan PHBS,
Surveilans dan dilakukan Fogging.
g. Angka Kesakitan
Penyakit Tetanus
Untuk tahun 2010 kasus Tetanus tidak terjadi di wilayah Kerja Puskesmas
Bukateja, ini merupakan bukti keberhasilan progam imunisasi adapun data hasil
pencapaian sebagai berikut DPT1 HB1 = 104.16%, DPT2 BH2 = 105%, DPT3 BH3 =
110.32%, BCG = 89.18%, CAMPAK = 109.15%, POLIO 4 = 109.65%, HB < 7 = 97%.
Cakupan imunisasi rata-rata mengalami peningkatan kecuali HB < 7 menurun
bila dibandingkan dengan tahun yang lalu. Untuk HB < 7 mengalami penurunan
karena masih ada ibu hamil yang melahirkan dengan tenaga dukun tanpa melaporkan
kepada tenaga kesehatan (Bidan), selain itu juga bayi yang lahir dengan BBLR
masih ada sehingga bayi tersebut tidak langsung diimunisasi karena salah satu
syarat untuk diimunisasi adalah berat badan bayi 2.5 Kg.
h.
Anak Balita Gizi Buruk
Jumlah anak Balita gizi buruk di wilaah Puskesmas Bukateja tahun 2010
sebanyak 3 anak di desa Wirasaba 1 anak, desa Tidu 1 anak dan desa Bajong 1
anak. Hal ini sangat dipengaruhi oleh pendapatan keluarga yang kurang dan pada
saat lahir bayi tersebut BBLR sehingga berpengaruh terhadap pertumbuhan dan
perkembangannya. Kasus ini sudah ditindaklanjuti dengan pemberian PMT,
penyuluhan dan pemantauan dari pihak puskesmas, selain itu juga petugas
memberikan motivasi agar pasien rutin datang ke posyandu untuk memantau pertumbuhan
dan perkembangannya.
i.
Anak Balita Kekurangan Vitamin A (KVA)
Untuk tahun 2010 di wilayah kerja Puskesmas Bukateja tidak terjadi kasus
anak balita kekurangan Vitamin A, hal ini ditunjukkan data pencapaian
distribusi Vitamin A ( 100% ) Pada bayi dan balita yang ada di wilayah
Puskesmas Bukateja.
j.
Penderita Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY)
Pada tahun 2010 ini tidak dijumpai penderita GAKY. Untuk tahun 2009 di
Wilayah Puskesmas Bukateja ditemukan penderita kasus ini sebanyak 3 orang.
Yaitu dengan kriteria Grade I dan Grade II. Hal ini menunjukan kesadaran
masyarakat kita sudah semakin tinggi akan pentingnya kesehatan diri sendiri.
Hal ini semakin banyak peenunjang agar kita selalu sehat. Terutama penyebab
yang dialami, sebagai contoh penggunaan garam beryodium sebagai salah satu
bumbu pemasak sehari-hari. Juka produksenpun demikian. Semakin tahu kebutuhan
kita sehari-hari tanpa menimbulkan penyakit lain akibat GAKY. Pada tahun 2010
ini memang tidak dijumpai kasus penderita GAKY, akan tetapi setelah dilakukan
uji garam dengan menggunakan Iodium Tes ditemukan 2 desa yang tidak masuk
kriteria dengan garam yodium baik yaitu desa Kembangan dan desa Tidu. Setelah
itu tindak lanjut dari petugas kesehatan menyarankan untuk tidak mengkonsumsi
produk tersebut dan menyarankan supaya membeli/ menggunakan produk garam yang
mengandung kadar yodium serta memberitahu bagaimana cara penyimpanan garam yang
benar.
k.
Persentase Berat Badan Lahir Rendah
Di wilayah kerja Puskesmas Bukateja kasus BBLR tahun 2010 sejumlah 35
bayi. Sedangkan tahun 2009 adalah 39 bayi sehingga terjadi penurunan. Masih
adanya kelahiran dengan BBLR tersebut dikarenakan perilaku ibu pada waktu hamil
tidak memperhatikan konsumsi makanan yang bergizi, adanya partus Gemeli, ibu
hamil tersebut tidak melakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin sehingga
pertumbuhan janin dalam kandungan tidak terdeteksi apakah BB bayi cukup atau
kurang. Selain itu juga faktor ekonomi yang masih kurang serta ibu hamil
tersebut mempunyai riwayat kehamilan dengan KEK (Kekurangan Energi Kalori).
l.
Jumlah Ibu Hamil Resti
Jumlah Ibu Hamil Resti di wilayah Puskesmas Bukateja tahun 2010 sebanyak
203 ibu hamil, mengalami peningkatan dibandingkan dengan tahun 2009 sebanyak
132 ibu hamil. Hal ini dikarenakan ibu hamil tersebut mempunyai faktor resiko
diantaranya ibu hamil dengan KEK, Hipertensi, riwayat persalinan yang lalu
dengan operasi, dan kelainan letak janin.
m.
Jumlah Ibu Hamil Resti Dirujuk
Jumlah ibu hamil resti dirujuk di wilayah Puskesmas Bukateja pada tahun
2010 sebanyak 176 bumil, ini mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2009
sebanyak 85 bumil. Hal ini dikarenakan karena ibu hamil tersebut tergolong
dalang kategori resiko ibu hamil tinggi yang perlu tindakan lebih lanjut di
rumah sakit..
n.
Jumlah Kunjungan Neonatus
Jumlah kunjungan Neonatus di Puskesmas Bukateja tahun 2010 sejumlah 654
dan tahun 2009 sejumlah 695 berarti mengalami penurunan. Hal ini menunjukkan
bahwa tenaga kesehatan terutama bidan benar-benar melakukan kunjungan terhadap
Neonatus untuk mengetahui kondisi pertumbuhan dan perkembangan serta melakukan
tindakan segera jika terjadi kegawatdaruratan.
o. Jumlah Persalinan
Ditolong Tenaga Kesehatan.
Jumlah persalinan ditolong Nakes di wilayah Puskesmas Bukateja tahun
2010 sebanyak 639 orang, sedangkan tahun 2009 sebanyak 668 orang. Hal ini
mengalami peningkatan dibandingkan dengan tahun lalu. Pada tahun 2010 masih ada
ibu hamil yang melahirkan ditolong oleh Dukun terlatih tanpa didampingi Tenaga
Kesehatan (Bidan). Hal tersebut terjadi karena sebagian masyarakat masih ada
yang sangat menghargai adat istiadat yang turun temurun dari nenek moyang,
mereka beranggapan bahwa melahirkan tanpa didampingi tenaga kesehatan (BIdan)
juga bisa dan tidak terjadi masalah. Selain itu juga karena faktor ekonomi ,
masih ada masyarakat yang beranggapan bahwa melahirkan ditolong Bidan itu
biayanya mahal dan ketika disarankan untuk mengikuti program JPKM yang dapat
mengurangi biaya persalinan mereka mau mengikuti.
5. Upaya Kesehatan
a. Perilaku Sehat
1)
Persentase Rumah Tangga
Yang Melaksanakan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
a)
Jumlah persalinan
ditolong tenaga kesehatan diwilayah kerja Puskesmas Bukateja 639 dan ditolong dukun sebanyak 22 orang itu
menandakan masih adanya ibu hamil yang bersalin dengan dukun.
b)
Jumlah bayi yang
mendapat ASI eksklusif diwilayah Puskesmas Bukateja ada 275 anak.
c)
Jumlah balita timbang
teratur di posyandu 2.638 balita sedangkan jumlah balita total 2.926 kurang
lebih 90.16% mengalami peningkatan dibandingkan tahun lalu.
d)
Jumlah anggota keluarga
mengkonsumsi lauk pauk aneka ragam gizi seimbang dengan jumlah KK yang
diperiksa 210 adalah 67 KK dan yang masuk ke dalam kelompok KADARZI sebesar
31.90%. Hal ini menunjukkan bahwa kesadaran masyarakat untuk mengkonsumsi lauk
pauk masih kurang.
e)
Di wilayah kerja
Puskesmas Bukateja 5.900 KK menggunakan jamban sehat, sedangkan sisanya masih
menggunakan kolam, sungai dan cemplung. Masih kurangnya masyarakat di wilayah
Puskesmas Bukateja tentang pentingnya menggunakan jamban sehat kurang lebih
38.954%, masyarakat sudah ada kesadarannya.
f)
Dari 9.018 masyarakat
di wilayah kerja Puskesmas Bukateja menggunakan sarana air bersih untuk
keperluan sehari-hari, ini menandakan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas
Bukateja baru 96.84% masyarakat yang menggunakan sarana air bersih.
g)
Dari 8.834 anggota
rumah tangga kurang lebih 8.088 (91.56%) sudah membuang sampah pada tempatnya,
yaitu lubang-lubang sampah yang akhirnya nanti dibakar, dengan sisa anggota
rumah tangga masih ada yang membuang sampah di sungai (sembarang tempat).
h)
Jumlah peserta yang
memiliki atau yang ikut Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat (JPKM) ada
1.393 KK dan sisanya ada yang mengikuti Jaminan Pemeliharaan Kesehatan yang
lain misal ASKES (999 KK), Jamkesmas (4.270 KK), Jamsostek (517 KK), Dana
Sehat, dan lain-lain.
2)
Jumlah Strata Posyandu
Jumlah Posyandu yang
ada di wilayah kerja Puskesmas Bukateja sejumlah 38 posyandu. Dengan rincian
sebagai berikut :
a)
Posyandu Pratama : 0
b)
Posyandu Madya : 0
c)
Posyandu Purnama : 17
d)
Posyandu Mandiri : 21
Pada tahun 2010 jumlah
Posyandu Mandiri mengalami peningkatan, hal ini dikarenakan karena adanya
kerjasama yang baik antara bidan, tenaga pendamping dan kader kesehatan.
3)
Jumlah Sekolah dan
Madrasah Bebas Penyalahgunaan
Untuk
tahun 2010 sama dengan tahun lalu, karena penyuluhan dilakukan Petugas
Puskesmas pada kunjungan UKS/ PKM oleh petugas, seluruh sekolah dan Madrasah
bebas penyalahgunaan napza.
4)
Persentase Penduduk
Yang Menggunakan Sarana Kesehatan
Wilayah
kerja Puskesmas Bukateja terdapat 2 Puskesmas Pembantu dan 5 PKD yang semuanya
sangat menambah jumlah pelayanan, baik pelayanan kepada masyarakat ataupun
pendapatan tiap bulannya. Adapun jumlah pelayanan terhadap masyarakat
menggunakan sarana kesehatan ini baik puskesmas, pustu dan PKD sebanyak 33.931
orang. Pasien yang menggunakan ASKES 5.187 orang, menggunakan JPKM dan
Jamkesmas 22.402, dan yang umum 6.342 orang. Berarti mengalami peningkatan
dibandingkan tahun 2009. Hal ini dikarenakan pelayanan dan kinerja petugas yang
meningkat, serta dikarenakan kesadaran masyarakat untuk berobat ke sarana
kesehatan juga meningkat.
b. Kesehatan Lingkungan
1)
Persentase Rumah Sehat
Di
wilayah kerja Puskesmas Bukateja terdapat 7 desa dan memiliki rumah tangga
sebanyak 9.312 KK. Sedangkan yang memiliki rumah/ bangunan 8.034 KK, hal ini
menunjukkan masih ada keluarga yang menumpang atau menghuni rumah kontrakan.
Dari jumlah itu 100% dilakukan pemeriksaan oleh petugas dan yang termasuk rumah
sehat hanya 86.28%.
2)
Jumlah Sekolah dan
Madrasah Sehat
Wilayah
kerja Puskesmas Bukateja terdapat 42 sarana pendidikan yang tersebar di 7 desa.
Semua telah dilakukan pembinaan. Menurut petugas dari jumlah keseluruhan
sekolah masih ada beberapa sekolah yang kurang memenuhi syarat kesehatan. Hal
ini dikarenakan sudah mulai banyak bangunan sekolah atau madrasah yang rusak
bangunannya dan mengurangi nilai untuk memenuhi syarat standar kesehatan.
3)
Persentase Sarana
Ibadah Sehat
Untuk tahun 2010 sarana ibadah
di wilayah kerja Puskesmas Bukateja sebanyak 220 dan yang dibina oleh Tenaga
Puskesmas juga sebanyak 220.
4)
Persentase
Tempat-tempat Umum Sehat
Untuk tahun 2010 Tempat-tempat
umum jumlah yang ada 77 buah, yang dilakukan pemeriksaan 77 buah dan yang
memenuhi syarat sehat 77 buah dengan rata-rata 100%. Berati memenuhi syarat
sehat seluruhnya.
5)
Persentase Institusi
Dibina Kesehatan Lingkungannya.
Untuk tahun 2010 jumlahnya
mencapai 309 yang ada di wilayah kerja Puskesmas Bukateja. Sedangkan petugas
membina 309 buah. Dari jumlah itu memperoleh 100% yang dibina oleh petugas di
lapangan. Data ini menunjukkan sarana yang dibina mengalami peningkatan
dibanding tahun yang lalu akan tetapi untuk jumlah prosentase yang dibina sama
dengan 100%.
6)
Persentase Rumah
Diperiksa Jentik Nyamuknya.
Pada tahun 2010 di wilayah
kerja Puskesmas Bukateja melakukan pemeriksaan jentik nyamuk, dimana jumlah
rumah bangunan yang ada 9.312 dan rumah/ bangunan yang diperiksa sebanyak 779
bangunan. Dari hasil pemeriksaan jumlah rumah / bangunan yang bebas jentik
adalah 712 (91.40%).
c.
Pelayanan
Kesehatan Rujukan dan Penunjang.
Jumlah
penduduk
yang berkunjung ke Puskesmas, Pustu dan PKD mengalami kenaikan dibandingkan
tahun 2010 yaitu 33.931,
sedang tahun 2009 sebanyak 32.487. hal ini disebabkan karena adanya penambahan
sarana pelayanan kesehatan terdekat yaitu dengan dibangunnya PKD Bukateja. Karena
adanya sarana penunjang seperti Laboratorium dan Poli Gizi, sehingga dapat
mendukung pelayanan kesehatan di puskesmas.
Secara
keseluruhan masyarakat sudah mengetahui pentingnya kesehatan dan berobat ke
Tenaga Kesehatan baik di Puskesmas Bukateja, Pustu dan PKD, atau tempat berobat
lain seperti RSUD. Akan tetapi, masih ada beberapa masyarakat yang berobat ke
orang yang bukan Tenaga Kesehatan.
d. Kinerja Standar
Pelayanan Minimal (SPM) Yang Diselenggarakan Oleh Puskesmas.
1)
Poliklinik Kesehatan
Desa (PKD) dan Puskesmas Pembantu
PKD dan Pustu sudah bisa
melayani pemeriksaan ibu hamil, pelayanan KB dan persalinan, selain itu juga
melayani pemeriksaan kesehatan anak yang mana ditunjang dengan pelayanan MTBS
yaitu masalah tentang balita sakit yang harus ditangani lebih serius atau
dengan penuh ketelitian dengan cara wawancara atau berkomunikasi langsung
dengan orang tua balita, dari pembicaraan tersebut akan dicatat dan dipecahkan
solusinya serta pengobatannya. PKD juga melayani imunisasi bagi bayi dan
melayani kesehatan atau pemeriksaan umum untuk masyarakat, malaksanakan
penjaringan kesehatan anak sekolah baik TK maupun SD/MI. Selain itu, juga
melaksanakan penyuluhan di masyarakat dan juga melakukan surveiler untuk
mengetahui apakah ada balita gizi buruk atau lingkungan yang tidak sehat.
2)
Kinerja Pos Pelayanan
Terpadu (Posyandu) KB – Kesehatan
Kinerja Posyandu meliputi
kegiatan bulanan seperti : penimbangan, imunisasi dan pertemuan kader yang
dilaksanakan setiap bulan untuk membahas tentang perkembangan Posyandu,
perkembangan desa maupun memberikan informasi baru yang didapat dari Dinas
Kesehatan atau Puskesmas.
6. Sumber Daya Kesehatan
a.
Tenaga Kesehatan
Tenaga Kesehatan di Puskesmas Bukateja sebanyak 40 orang,
terdiri dari 24 orang PNS, 1 orang CPNS, 4 orang Bidan PTT dan 11 orang Tenaga
Pengabdian dengan rincian sebagai berikut :
No.
|
Jenis Ketenagaan
|
Jumlah
|
1.
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
|
Dokter umum
Dokter Gigi
Perawat
Perawat Gigi
Bidan PNS
Bidan PTT
Nutrisionis
Sanitarian
Asisten Apoteker
Pelaksana PKM
Pelaksana Laboratorium
Surveilans
Tata Usaha
Administrasi / Lainnya
Pengabdian
|
2
1
7
1
6
4
1
1
1
1
1
1
1
1
11
|
b. Pembiayaan
Kesehatan
Sumber pembiayaan kesehatan untuk Puskesmas Bukateja
tahun 2010 berasal dari dana pengembalian retribusi puskesmas, Kapitasi JPKM,
Dana Jamkesmas, APBD Kabupaten Purbalingga dan sumber lain dari pusat.
c. Sarana
dan Prasarana Kesehatan
Demi kelancaran dan peningkatan mutu pelayanan kesehatan
kepada masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Bukateja Kecamatan Bukateja
dilengkapi sarana dan prasarana sebagai berikut :
No
|
Jenis Sarana Prasarana
|
Jumlah
|
Keterangan
|
1
|
Puskesmas Induk
|
1
|
|
2
|
Puskesmas Pembantu
|
2
|
Pustu Bajong dan Pustu Kembangan
|
3
|
PKD
|
5
|
PKD Kedungjati, PKD Majasari, PKD Bukateja, PKD
Wirasaba dan PKD Tidu
|
4
|
Mobil Puskesmas Keliling
|
1
|
|
5
|
Posyandu
|
38
|
|
6
|
Posyandu Lansia
|
16
|
|
7
|
Sepeda Motor
|
3
|
Dikembalikan ke DKK Purbalingga 2 buah karena rusak
|
B.
Rumusan
Visi dan Misi
1.
Visi
Visi Pembangunan Kesehatan Masyarakat Khususnya pada Dinas Kesehatan
Kabupaten Purbalingga dan masyarakat Kecamatan Bukateja pada umumnya adalah
”Purbalingga Sehat Dan Sejahtera Tahun 2010”. Dengan adanya rumusan visi
tersebut maka lingkungan yang diharapkan pada masa depan adalah lingkungan yang
kondusif bagi terwujudnya keadaan sehat dan sejahtera yaitu : lingkungan yang
bebas dari polusi, tersedianya air bersih, sanitasi lingkungan yang memadai,
perumahan dan pemukiman yang sehat, perencanaan kawasan yang berwawasan
kesehatan serta terwujudnya kehidupan masyarakat yang saling tolong menolong
dengan memelihara nilai-nilai budaya.
Perilaku masyarakat Purbalingga Sehat Sejahtera 2010 adalah perilaku
proaktif untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan sosial,
mencegah resiko terjadinya penyakit, melindungi diri dari ancaman penyakit,
serta berpartisipasi aktif dalam gerakan kesehatan dan kesejahteraan
masyarakat.
Selanjutnya masyarakat mempunyai kemampuan untuk menjangkau pelayanan
kesehatan yang bermutu. Pelayanan kesehatan yang tersedia adalah pelayanan yang
berhasil guna yang tersebar secara merata diseluruh wilayah Purbalingga
disamping pelayanan kesehatan dibina dan dikembangkan pula rasa kesetiakawanan
sosial, kepedulian sosial dan tanggung jawab sosial kepada penyandang masalah
kesejahteraan sosial, baik dari masyarakat dan pemerintah. Dengan demikian
terwujudlah derajat kesehatan dan kesejahteraan sosial masyarakat yang optimal
yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi.
2.
Misi
Untuk
dapat terwujudkan visi menjadi ”Purbalingga Sehat 2010”, maka ditetapkan misi :
”Mewujudkan Purbalingga yang sehat dan sejahtera tahun 2010 melalui peningkatan
Sumber Daya Manusia (SDM), pelayanan prima, pembimbingan, pengembangan
kemandirian dan peran serta masyarakat”.
C. Analisis SWOT dan Strategi
1.
Faktor Internal
a.
Kekuatan (Strenght)
No
|
Kekuatan
|
Nilai
|
Bobot
|
Skor
|
1
|
Letak Puskesmas berada di
tengah-tengah Ibu Kota Kecamatan sehingga mudah dijangkau masyarakat.
|
1
|
4
|
4
|
2
|
Mempunyai 2 Pustu dan
5 PKD yang sangat menunjang program kesehatan terutama penjaringan dan
pelayanan pasien
|
1
|
4
|
4
|
3
|
Dilengkapi sarana
transportasi berupa 1 unit Pusling dan 5 unit sepeda motor,sehingga dapat
membantu segala kegiatan yang dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas
Bukateja.
|
1
|
3
|
3
|
4
|
Tersedianya dana pembiayaan kesehatan
sebagai stimulant.
|
1
|
4
|
4
|
5
|
Ada kegiatan peningkatan mutu dan
kinerja puskesmas melalui penilaian akreditasi dan kinerja petugas.
|
0.75
|
4
|
3
|
6
|
Adanya petunjuk pelaksana, petunjuk
teknis, dan protap kigiatan.
|
1
|
3
|
3
|
7
|
Adanya bimbingan teknis.
|
0.75
|
4
|
3
|
|
|
|
|
24
|
b. Kelemahan (Weakness)
No
|
Kelemahan
|
Nilai
|
Bobot
|
Skor
|
1
|
Kebiasaan petugas
yang kurang mendukung terciptanya pelayanan yang prima.
|
1
|
3
|
3
|
2
|
Tenaga masih kurang
baik secara kualitas maupun kuantitas, sehingga petugas harus merangkap
teknis pelayanan di lapangan dan administratif.
|
1
|
4
|
4
|
3
|
Beban kerja antar
petugas yang belum seimbang, karena adanya perbedaan pendidikan, keterampilan
dan motivasi.
|
1
|
4
|
4
|
4
|
Sarana prasarana
pelayanan kesehatan terbatas.
|
1
|
4
|
4
|
5
|
Cakupan pelayanan
kesehatan ibu hamil, pelayanan imunisasi TT. persalinan oleh tenaga kesehatan
dan pelayanan neonatal masih kurang.
|
1
|
4
|
4
|
6
|
Tenaga kesehatan
belum optimal dalam pemanfaatan waktu.
|
0.75
|
3
|
2.25
|
|
|
|
|
21.25
|
2. Faktor Eksternal
a. Peluang (Opportunity)
No
|
Peluang
|
Nilai
|
Bobot
|
Skor
|
1
|
Adanya keinginan dari masyarakat untuk
hidup sehat dan adanya kemauan masyarakat untuk gotong royang dan bekerjasama
untuk meningkatkan status kesehatannya.
|
1
|
4
|
4
|
2
|
Dukungan tokoh masyarakat yang masih
mungkin dioptimalkan.
|
0.75
|
4
|
3
|
3
|
Wilayah Puskesmas Bukateja termasuk
daratan, sehingga mudah dijangkau oleh masyarakat dan petugas kesehatan bila
melaksanakan kegiatan di luar gedung
|
0.75
|
3
|
2.25
|
4
|
Tersedianya biaya
kesehatan dari program JPKM yang meringankan masyarakat dalam pembiayaan
kesehatannya.
|
1
|
4
|
4
|
|
|
|
|
13.25
|
b. Ancaman (Threats)
No
|
Ancaman
|
Nilai
|
Skor
|
Bobot
|
1
|
Tingkat pendidikan dan pengetahuan
masyarakat relatif rendah, sehingga mempengaruhi kemampuan menerima informasi
dan pengetahuan tentang kesehatan.
|
1
|
3
|
3
|
2
|
Rendahnya motivasi masyarakat untuk
mandiri dan mengatasi masalah kesehatan, karena masalah ekonomi dan rendahnya
daya beli.
|
1
|
4
|
4
|
3
|
PHBS belum membudaya, karena sulitnya
merubah kebiasaan penduduk yang memanfaatkan sungai sebagai tempat pembuangan
limbah.
|
1
|
4
|
4
|
4
|
Adanya
praktek dokter swasta, dan balai pengobatan swasta sebagai pesaing puskesmas.
|
1
|
2
|
2
|
5.
|
|
|
|
13
|
Total Skor:
Strenght : 24
Weakness : 21.25
Opportunity : 13.25
Threat : 13
|
S
|
W
|
O
|
37.25
|
34.5
|
T
|
37
|
34.25
|
Kuadran
|
|
|
|
|
D. Perencanaan
Program Kerja
1. Program
Internal (Strenght)
a.
Memberikan
pelayanan yang maksimal kepada masyarakat yang tidak bisa tercakup oleh
Puskesmas melalui Pustu dan PKD yang ada.
b.
Memanfaatkan
sarana transportasi yang telah tersedia agar mampu melayani masyarakat yang
letaknya jauh dari Puskesmas.
c.
Pengelolaan
dana pembiayaan kesehatan dilakukan oleh orang yang berkompeten tentang
pembiayaan kesehatan.
d.
Memanfaatkan
dana dengan berpedoman pada peraturan perundang-undangan, Peraturan Menteri
Kesehatan, Peraturan Daerah, dan kebijakan pemerintah daerah.
e.
Dana
pembiayaan kesehatan yang digunakan sebagai stimulant harus tepat sasaran,
sesuai dengan masalah kesehatan yang terjadi di wilayah Puskesmas Bukateja.
f.
Kegiatan
peningkatan mutu pelayanan dan kinerja petugas dilakukan rutin setiap tahunnya.
g.
Peningkatan
kedisiplinan tenaga kesehatan dalam pelaksanaan kegiatan pelayanan kesehatan
kepada masyarakat, yang sesuai dengan petunjuk teknis.
h.
Bimbingan
teknis rutin dilakukan dalam rangka peningkatan profesionalisme pelayanan
kesehatan.
i.
Dilakukan
kerjasama lintas sektoral dalam bimbingan teknis tenaga kesehatan untuk
meningkatkan kinerja pemberian pelayanan kesehatan.
2. Program
Eksternal (Opportunity)
a.
Peningkatan
promosi kesehatan melalui berbagai kegiatan untuk membudayakan PHBS.
b.
Peningkatan
kerjasama dan hubungan timbal balik yang baik antara petugas kesehatan dengan tokoh masyarakat,
dan organisasi masyarakat lainnya yang ada.
c.
Peningkatan
pemberdayaan masyarakat dengan cara kaderisasi agar masyarakat termotivasi dan
mampu untuk menganalisis serta menyelesaikan masalah kesehatannya sendiri.
d.
Peningkatan
promosi JPKM kepada masyarakat melalui berbagai kesempatan dan berbagai media.
Strategi
Fungsional
|
Program
|
Kegiatan
|
Faktor Internal (Strenght)
|
||
Meningkatkan pelayanan maksimal.
|
Memberdayakan peran Pustu dan PKD.
|
a.
Penempatan
tenaga kesehatan yang berkualitas di Pustu dan PKD.
b.
Pelatihan
PKD.
|
Memaksimalkan sarana prasarana, tenaga kesehatan dan dana untuk
memberdayakan masyarakat dalam mengatasi masalah kesehatannya yang
diakibatkan oleh perilaku dan budaya yang tidak sehat, dan ekonomi yang
rendah.
|
a.
Peningkatan
manajemen kaeuangan Puskesmas.
b.
Fasilitasi
Survey Mawas Diri (SMD) dan Musyawarah Masyarakat Desa (MMD)
|
a.
Pelatihan
manajemen bagi karyawan.
b.
SMD/MMD.
c.
Rakor
pokja desa siaga.
|
Memanfaatkan jumlah tenaga/ SDM secara maksimal untuk meningkatkan
kualitas pelayanan kesehatan kepada masyarakat
|
Peningkatan kualitas SDM.
|
a.
Pelatihan
Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS).
b.
Pelatihan
Deteksi Dini Tumbuh Kembang (DDTK).
c.
Bimbingan
pembuatan SOP.
d.
Bimbingan
teknis.
|
Faktor Eksternal (Opportunity)
|
||
Meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang PHBS.
|
Promosi kesehatan untuk membudayakan PHBS.
|
Penyuluhan PHBS yang dilakukan di berbagai
kegiatan kegiatan masyarakat.
|
Meningkatkan pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan.
|
a.
Kerjasama
yang baik dengan tokoh masyarakat dan organisasi masyarakat lainnya.
b.
Memaksimalkan
fungsi, dan kualitas kader.
|
Pelatihan dan Pembinaan Kader.
|
Memanfaatkan dukungan kerjasama lintas sektoral untuk meningkatkan
mutu pelayanan Puskesmas.
|
Sosialisasi program Puskesmas dengan lintas
sektoral.
|
Lokakarya mini tribulanan dengan listas sektoral.
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar