Selasa, 03 April 2012

LAPORAN PRAKTIKUM MPK


BAB I
PENDAHULUAN

Kesehatan merupakan hal yang utama dalam kehidupan manusia karena dengan kesehatan yang prima maka seseorang akan dapat menjalankan aktivitasnya dengan baik. Melalui kesehatan yang baik dalam masyarakat maka diharapkan dapat tercapai suatu derajat kehidupan yang optimal. Terwujudnya suatu kondisi sehat merupakan harapan dari semua orang sehingga dalam upaya mewujudkan suatu kondisi sehat tersebut, harus dilakukan beberapa hal, salah satu diantaranya adalah menyelenggarakan pelayanan kesehatan bagi masyarakat (Rahmulyono, 2008).
Terwujudnya keadaan sehat adalah kehendak semua pihak. Tidak hanya oleh orang per orang, tetapi juga oleh keluarga, kelompok dan bahkan masyarakat. Dalam rangka mewujudkan status kesehatan masyarakat yang optimal, maka berbagai upaya harus dilaksanakan, salah satu di antaranya ialah menyelenggarakan pelayanan kesehatan. Penyelenggaraan pelayanan kesehatan untuk masyarakat di tingkat dasar di Indonesia adalah melalui Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) yang merupakan unit organisasi fungsional Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kotamadya dan diberi tanggung jawab sebagai pengelola kesehatan bagi masyarakat tiap wilayah kecamatan dari kabupaten/ kotamadya bersangkutan.
Pada era globalisasi, dinamika kehidupan dunia usaha semakin keras dan ketat termasuk di bidang pelayanan kesehatan dalam hal ini puskesmas. Dengan makin tingginya tingkat pendidikan dan keadaan sosial ekonomi masyarakat, maka kebutuhan dan tuntutan masyarakat akan kesehatan tampak makin meningkat pula. Untuk dapat memenuhi kebutuhan dan tuntutan tersebut, tidak ada upaya lain yang dapat dilakukan, kecuali menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang sebaik-baiknya.

BAB II
LATAR BELAKANG DAN TUJUAN PRAKTIKUM

A.  Latar Belakang
a.    Kualitas Pelayanan
Kualitas memiliki hubungan yang erat dengan kepuasan konsumen kualitas dalam organisasi jasa tertentu bukanlah sesuatu yang mudah didifinisikan karena hal tersebut sangat berhubungan erat dengan pandangan konsumen. Secara umum di katakan bahwa kualitas adalah karakteristik produk atau jasa yang di tentukan oleh pemakai dan di peroleh melalui pengukuran proses serta melalui perbaikan yang berkelanjutan. Kualitas pelayanan menurut wyckof adalah tingkat keunggulan yang diharapkan dan pengadaan atas tingkat keunggulan tersedia tersebut untuk memenuhi keinginan pelanggan atau konsumen (Tjiptono, 1995).
Secara umum dapat dirumuskan bahwa batasan pelayanan kesehatan yang bermutu dan berkualitas adalah pelayanan kesehatan yang dapat memuaskan setiap pemakai jasa sesuai dengan tingkat kepuasan rata-rata penduduk, serta penyelenggaraannya sesuai kode etik dan standar yang telah ditetapkan. Kualitas pelayanan kesehatan di puskesmas merupakan suatu fenomena unik, sebab dimensi dan indikatornya dapat berbeda diantara orang-orang yang terlibat dalam pelayanan kesehatan. Untuk mengatasi perbedaan dipakai suatu pedoman yaitu hakikat dasar dari penyelenggaraan pelayanan kesehatan, yaitu memenuhi kebutuhan dan tuntutan para pemakai jasa pelayanan kesehatan.
Kualitas pelayanan dapat dicapai dengan menetapkan dan mengendalikan karakteristik mutu pelayanan serta karakteristik penghantaran pelayanan. Karakteristik mutu pelayanan adalah ciri pelayanan yang dapat diidentifikasi, yang diperlukan untuk mencapai kepuasan konsumen. Ciri tersebut dapat berupa psikologis, orientasi waktu, etika dan teknologi (Tjiptono, 1995).
b.    Dimensi Kualitas
Kualitas adalah sebuah kata yang bagi penyedia  merupakan sesuatu yang harus dikerjakan dengan baik. Aplikasi kualitas sebagai sifat dari penampilan produk atau kinerja merupakan bagian utama strategi perusahaan dalam rangka meraih keunggulan yang berkesinambungan, baik sebagai pemimpin pasar ataupun sebagai strategi untuk terus tumbuh (Rahmulyono,2008).
Kualitas suatu produk baik berupa barang maupun jasa perlu ditentukan melalui dimensi-dimensinya. Beberapa pakar pemasaran seperti Zeithaml (1996) melakukan beberapa penelitian khusus terhadap beberapa jenis jasa dan mengidentifikasi faktor yang mempengaruhi kualitas jasa yang biasa disebut sebagai dimensi kualitas. Dalam perkembangannya, dimensi kualitas yang semulaberjumlah sepuluh dirangkum menjadi lima dimensi pokok, sebagai berikut:
1. Tangibles (bukti langsung), meliputi penampilan fisik, perlengkapan, pegawai, dan sarana komunikasi.
2. Reliability (keandalan), yaitu kemampuan memberikan pelayanan yang dijanjikan dengan segera, akurat, dan memuaskan.
3. Responsiveness (daya tanggap), yaitu keinginan para staf untuk membentuk para pelanggan dan memberikan pelayanan dengan tanggap.
4. Assurance (jaminan), mencakup pengetahuan, kemampuan, kesopanan, dan sifat dapat dipercaya yang dimiliki para staf bebas dari bahaya, resiko, atau keraguraguan.
5. Emphaty (empati), meliputi kemudahan dalam melakukan hubungan, komunikasi yang baik, perhatian pribadi, dan memahami kebutuhan pelanggan.
Dimensi kualitas diatas dapat dijadikan dasar bagi pelaku bisnis untuk mengetahui apakah ada kesenjangan ( gap ) atau perbedaan antara harapan pelanggan dan kenyataan yang mereka terima. Harapan pelanggan sama dengan keinginan pelanggan yang ditentukan oleh informasi yang mereka terima dari mulut ke mulut, kebutuhan pribadi, pengalaman masa lalu dan komunikasi eksternal melalui iklan dan promosi. Jika kesenjangan antara harapan dan kenyataan cukup besar, hal ini menunjukkan bahwa perusahaan tidak mengetahui apa yang diinginkan oleh pelanggannya.

B.Tujuan
Setelah mengikuti praktikum ini mahasiswa diharapkan mampu menganalisa teori dan konsep ekonomi untuk diaplikasikan di bidang pelayanan kesehatan khususnya kemampuan melakukan penilaian kepuasan pasien sebagai suatu indikator kualitas pelayanan kesehatan.







BAB III
METODOLOGI SURVAY

A.  Jenis dan Metode Penelitian
Praktikum Manajemen Pelayanan Kesehatan menggunakan desain penelitian obeservasional dengan rancangan cross sectional. Rancangan cross sectional adalah suatu penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi antara faktor-faktor risiko dengan efek dengan cara pendekatan observasi atau pengumpulan data sekaligus pada satu atau periode tertentu (Notoatmodjo, 2005).
Rancangan tersebut juga dapat digunakan untuk menganalisis kepuasan pasien terhadap pelayanan Puskesmas Bukateja Purbalingga. Pendekatan Cross Sectional Study juga dapat membantu memperoleh data yang lebih lengkap yang dilakukan secara cepat sekaligus menggambarkan perkembangan individu (Arikunto, 2002).

B.  Waktu dan Pelaksanaan
Lokasi pelaksanaan praktikum Manajemen Pelayanan Kesehatan kelompok 5 dilaksanakan di Puskesmas Bukateja Purbalingga pada tanggal 06 juni 2011 s.d  13 juni 2011 dari pukul 08.00-11.30 WIB.

C.  Populasi dan Sampel
a.     Populasi
Populasi merupakan keseluruhan obyek penelitian atau obyek yang diteliti (Notoatmodjo, 2005). Menurut Sugiyono (2002) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek dan subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Pada kegitan praktikum ini, yang menjadi populasi adalah seluruh pasien yang menggunakan jasa pelayanan kesehatan di puskesmas Bukateja Purbalingga.

b.    Sampel
Sampel adalah sebagian dari populasi yaitu pengunjung dan pengguna layanan kesehatan di Puskesmas Bukateja pada tanggal 06 Juni 2011 s.d. 13 Juni 2011 pukul  08.00-11.00 WIB. Sampel  yang diambil berjumlah 30 orang. Hal tersebut mengacu pada jumlah sampel minimal untuk penelitian terhadap masyarakat.

D.  Sumber Data
Data yang di dapat dari praktikum ini adalah data primer yang diperoleh dari wawancara langsung dengan pasien melalui kuesioner yang berisikan tentang pertanyaan mengenai reliability (keandalan), responsiveness (ketanggapan), assurance (jaminan), empathy (empati), dan tangibles (bentuk fisik) dalam pelayanan yang diberikan oleh Puskesmas Bukateja Purbalingga serta harapan pasien terhadap pelayanan puskesmas dai aspek variabel-variabel tersebut. Kemudian dilakukan observasi, yaitu pengamatan langsung pada lokasi penelitian agar dapat melengkapi data dan informasi yang diperoleh.

E.  Analisis Data
Analisis data menggunakan uji statistik yaitu analisis univariat. Analisis univariat menggunakan analisis distribusi frekuensi dari seluruh jawaban responden. Tujuan analisis ini yaitu untuk menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik masing-masing variabel yang diteliti meliputi kehandalan, ketanggapan, jaminan, empati dan bentuk fisik pelayanan Puskesmas Bukateja Purbalingga. Kemudian hasil tersebut di bandingkan dengan harapan pasien terhadap pelayanan Puskesmas Bukateja Purbalingga sehingga akan di dapat gap dari hasil perbandingan kenyataan dengan harapan dalam pelayanan Puskesmas Bukateja Purbalingga.

























BAB IV
PROFIL PUSKESMAS

A.Keadaan Geografis Puskesmas Bukateja
Puskesmas Bukateja merupakan salah satu dari dua Puskesmas di wilayah kerja Kecamatan Bukateja dan berada di tengah-tengah Ibu Kota Kecamatan. Luas wilayah kerja Puskesmas Bukateja Kecamatan Bukateja meliputi 7 Desa, yaitu : Desa Tidu, Desa Wirasaba, Desa Kembangan, Desa Kedungjati, Desa Bukateja, Desa Majasari dan Desa Bajong. Jarak masing-masing desa ke Puskesmas Bukateja sekitar 1,5 Km dan bisa dilalui sepeda dan sepeda motor dalam waktu sekitar ¼ jam.
Batas wilayah kerja Puskesmas Bukateja sebagai berikut:
a.       Sebelah Utara        : Desa Sokanegara Kecamatan Kejobong
b.      Sebelah Timur       : Desa Penarubam (Wilayah Puskesmas Kutawis)
c.       Sebelah Selatan     : Klampok Kecamatan Purwareja-Klampok
d.      Sebelah Barat        : Desa Panican Kecamatan Kemangkon
Luas wilayah kerja Puskesmas Bukateja seluas 22.578 Km. Wilayah ini termasuk dataran, sehingga mudah dijangkau oleh masyarakat dan petugas kesehatan dalam melaksanakan segala kegiatan.
1.      Data Monografi
Jumlah penduduk tahun 2010 di wilayah kerja Puskesmas Bukateja yang meliputi tujuh desa dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 1.1. Jumlah Penduduk Wilayah Puskesmas Bukateja Tahun 2010

Desa
Jenis Kelamin
Jumlah (jiwa)
Laki-Laki (jiwa)
Perempuan (jiwa)
Bukateja
4.299
4.272
8.571
Kedungjati
3.448
3.337
6.785
Majasari
1.812
1.990
3.802
Kembangan
4.244
4.119
8.363
Wirasaba
2.482
2.413
4.895
Tidu
1.461
1.431
2.892
Bajong
2.284
2.296
4.580
Jumlah
39.888
Sumber: Profil Kesehatan Desa, 2010

            Angka kepadatam penduduk di wilayah kerja Puskesmas Bukateja sebesar:
Jumlah Penduduk        =          39.888 jiwa     = 1.766 jiwa/km2
Luas Wilayah (km2)                 22.578 km2

a.       Distribusi Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin
Distribusi penduduk menurut kelompok umur dan jenis kelamin di desa wilayah kerja Puskesmas Bukateja tahun 2010, tampak bahwa penduduk termasuk tua karena jumlah penduduk di atas 15 tahun lebih banyak yaitu 29.682 jiwa atau sekitar 74.41% dari jumlah penduduk keseluruhan. Sedangkan sex ratio di desa wilayah kerja Puskesmas Bukateja yaitu 49.78% adalah penduduk perempuan dan 50.21% adalah penduduk laki-laki.
b.      Distribusi Penduduk Menurut Pendidikan
Komposisi penduduk berdasar kategori tingkat pendidikan tahun 2010. Berdasarkan tingkat pendidikan, penduduk di wilayah kerja Puskesmas Bukateja sebagian besar adalah Sekolah Dasar yaitu sebanyak 8.688 jiwa (21.78%) dari jumlah penduduk. Sedangkan penduduk yang melanjutkan sekolah sampai Perguruan Tinggi menduduki urutan yang paling rendah yaitu sebanyak 1.213 jiwa (3.04 ).
c.       Distribusi Penduduk Menurut Mata Pencaharian
Sebagian besar penduduk di wilayah kerja Puskesmas Bukateja bermata pencaharian sebagai petani, karena sebagian besar wilayah UPTD Puskesmas Bukateja masih berupa tanah sawah.

2.      Situasi Derajat Kesehatan
a.Angka Kematian Bayi
Jumlah kematian bayi di wilayah Puskesmas Bukateja Tahun 2010 adalah 7 jiwa, hal ini mengalami penurunan dibandingkan pada tahun 2009 sebanyak 8 jiwa.
b.Angka Kematian Balita
Jumlah kematian Balita di wilayah Puskesmas Bukateja tahun 2010 tidak ada. Hal ini mengalami perubahan jika dibandingkan dengan tahun 2009, ada kematian Balita sebanyak 2 anak.
c.Angka Kematian Ibu Bersalin
Jumlah kematian ibu bersalin di wilayah Puskesmas Bukateja tahun 2010 adalah tidak ada atau nihil. Dibandingkan dengan tahun yang lalu ada kematian ibu bersalin sebanyak 1 orang. Hal ini disebabkan karena kesadaran masyarakat sudah meningkat bila, terjadi persalinan yang beresiko untuk dirujuk ke Rumah sakit atas saran dari Bidan yang bersangkutan dan motivasi keluarga serta dukun bayi yang mendukung pasien tersebut bersalin di Rumah Sakit.
d.Angka Kesakitan
10 besar penyakit yang diderita oleh pasien rawat jalan di Puskesmas Bukateja untuk semua kelompok umur, yaitu:
1)   Pilek/ Batuk                            : 3.228 orang
2)   Rematik                                   : 1.759 orang
3)   Gastritis                                   : 1.524 orang
4)   Penyakit Kulit                         : 1.360 orang
5)   Penyakit gigi dan mulut          : 724 orang
6)   Diare                                       : 714 orang
7)   Hipertensi                                : 700 orang
8)   Demam Thypoid                     : 591 orang
9)   Infeksi Mata                            : 443 orang
10) Asma Bronkial                        : 417 orang

3.      Sumber Daya Kesehatan
Tenaga Kesehatan
Tenaga Kesehatan di Puskesmas Bukateja sebanyak 40 orang, terdiri dari 24 orang PNS, 1 orang CPNS, 4 orang Bidan PTT dan 11 orang Tenaga Pengabdian dengan rincian sebagai berikut :
No.
Jenis Ketenagaan
Jumlah
1.
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
Dokter umum
Dokter Gigi
Perawat
Perawat Gigi
Bidan PNS
Bidan PTT
Nutrisionis
Sanitarian
Asisten Apoteker
Pelaksana PKM
Pelaksana Laboratorium
Surveilans
Tata Usaha
Administrasi / Lainnya
Pengabdian
2
1
7
1
6
4
1
1
1
1
1
1
1
1
11

Pembiayaan Kesehatan
Sumber pembiayaan kesehatan untuk Puskesmas Bukateja tahun 2010 berasal dari dana pengembalian retribusi puskesmas, Kapitasi JPKM, Dana Jamkesmas, APBD Kabupaten Purbalingga dan sumber lain dari pusat.

Sarana dan Prasarana Kesehatan
Demi kelancaran dan peningkatan mutu pelayanan kesehatan kepada masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Bukateja Kecamatan Bukateja dilengkapi sarana dan prasarana sebagai berikut :

No
Jenis Sarana Prasarana
Jumlah
Keterangan
1

Puskesmas Induk
1

2

Puskesmas Pembantu

2

Pustu Bajong dan Pustu Kembangan
3

PKD
5
PKD Kedungjati, PKD Majasari, PKD Bukateja, PKD Wirasaba dan PKD Tidu
4
Mobil Puskesmas Keliling
1

5
Posyandu
38

6
Posyandu Lansia
16

7
Sepeda Motor
3
Dikembalikan ke DKK Purbalingga 2 buah karena rusak



BAB V
HASIL ANALISIS GAP
Dimensi
Item

Jawaban keyakinan

Jawaban harapan
GAP
SKB
KB
CB
B
SB
X
SKP
KP
CP
P
SP
Y
Reliability
1
0
6
5
15
4
107
3.56
0
0
0
20
10
130
4.33
-0.73
2
0
5
12
11
2
100
3.33
0
0
0
13
17
137
4.56
3
0
2
9
17
2
109
3.63
0
0
0
25
5
125
4.16
4
0
3
7
14
6
113
3.76
0
0
0
21
9
129
4.3
5
0
0
7
19
4
117
3.9
0
0
0
16
14
134
4.46

Rata-rata total :109.2  atau grand mean :3.63

131 atau grand mean : 4.36

Responsiveness
1
0
2
8
18
2
110
3.66
0
0
0
24
6
126
4.2
-0.42
2
0
3
3
11
13
124
4.13
0
0
0
15
15
135
4.5
3
0
2
4
13
11
123
4.1
0
0
0
22
8
128
4.26
4
0
3
6
18
3
111
3.7
0
0
0
22
8
128
4.26
5
0
0
7
20
3
116
3.86
0
0
0
22
8
128
4.26

Rata-rata total :116.8 atau grand mean :3.87

129  atau grand mean :4.29

Assurance
1
0
0
8
16
6
118
3.93
0
0
0
19
11
131
4.36
-0.43
2
0
2
3
17
8
121
4.03
0
0
0
21
9
129
4.3
3
0
0
7
22
1
114
3.8
0
0
0
21
9
129
4.3
4
0
0
4
20
6
122
4.06
0
0
0
16
14
134
4.46
5
0
3
2
20
5
117
3.9
0
0
0
16
14
134
4.46

Rata-rata total :118.4 atau grand mean : 3.94

131.4 atau grand mean :4.37

Empathy
1
0
3
6
18
3
111
3.7
0
0
0
20
10
130
4.33
-0.76
2
0
2
5
21
2
113
3.76
0
0
0
19
11
131
4.36
3
0
1
9
16
4
113
3.76
0
0
0
21
9
129
4.3
4
0
3
10
13
4
108
3.6
0
0
0
23
7
127
4.23
5
0
9
14
6
1
89
2.96
0
0
0
19
11
131
4.36

Rata-rata total :106.8 atau grand mean :3.55

129.6 atau grand mean :4.31

Tangibles
1
0
4
7
17
2
107
3.56
0
0
0
19
11
131
4.36
-0.66
2
0
1
24
2
3
97
3.23
0
0
0
25
5
125
4.16
3
0
1
9
18
2
111
3.7
0
0
0
18
12
132
4.4
4
0
1
7
21
1
112
3.73
0
0
0
15
15
135
4.5
5
0
0
7
19
4
117
3.9
0
0
0
21
9
120
4

Rata-rata total :108.8 atau grand mean : 3.62

128.6 atau grand mean : 4.28



Greand Mean Total Semua Dimensi
3.722

Greand Mean Total Semua Dimensi
4.32
-3


























A.  Analisis Data
Tabel 1. Analisis Data


B.  Total Grand Mean Semua Jawaban

Dimensi
No
Pertanyaan
X
Keyakinan
Y
Harapan
GAP
Reliability
1.
Prosedur pelayanan pasien di Puskesmas Bukateja Purbalingga mudah, cepat, dan tepat.
3.56
4,33
-0.77
2.
Waktu tunggu pemeriksaan cepat (5-15 menit)
3.33
4,56
-1,23
3.
Kemampuan petugas kesehatan untuk menyampaikan informasi kesehatan dengan cara yang menarik.
3,63
4,16
-0.53
4.
Pemberian tambahan informasi kesehatan oleh tenaga kesehatan puskesmas.
3,76
4,3
-0.54
5.
Tenaga kesehatan menguasai informasi yang diberikan kepada masyarakat
3,9
4,46
-0.56
Rata-rata total
3,63
4,36
-0.73
Responsivenness
1.
Informasi dalam bentuk poster dan media lainnya sesuai dengan masalah yang dihadapi masyarakat
3,66
4,2
-0.56
2.
Puskesmas segera melakukan rujukan ke rumah sakit tertentu apabila ada kasus yang tidak dapat di tangani.
4,1
4,26
-0.37
3.
Puskesmas selalu buka tepat waktu.
4,13
4,5
-0.16
4.
Tenaga medis dan karyawan tanggap dalam memberikan informasi yang baik dan cepat kepada pasien.
3.7
4,26
-0.56
5.
Informasi yang diberikan oleh petugas kesehatan sesuai dengan permasalahan yang dihadapi masyarakat.
3.86
4,26
-0.4
Rata-rata total
3.87
4,29
-0.42
Assurance
1.
Puskesmas bukateja memberikan jaminan apabila terjadi kesalahan pada hasil kinerja petugas kesehatan.
3.39
4,36
-0.43
2.
Keramahan dan kesopanan petugas kesehatan
4.03
4.3
-0.27
3.
Petugas kesehatan memberikan informasi yang akurat dan tidak meragukan
3.8
4,3
-0,5
4.
Biaya yang ditetapkan sesuai dengan pelayanan yang diberikan petugas kesehatan
4,06
4,46
-0,4
5.
Pasien merasa aman dan nyaman saat melakukan pengobatan di puskesmas bukateja.
3,9
4,46
0,56
Rata-rata total
3.94
4,37
-0.43
Empathy
1.
Petugas kesehatan memberikan pelayanan yang adil mengenai informasi kesehatan kepada semua masyarakat
3.7
4,33
-0.63
2.
. Kepedulian petugas kesehatan untuk memberikan informasi kesehatan yang dibutuhkan masyarakat
3.76
4,36
-0.6
3.
Kemampuan petugas kesehatan  dalam menciptakan suasana akrab dalam berkomunikasi dengan masyarakat
3.76
4,4
-0.54
4.
Sikap petugas dalam memberikan motivasi untuk meningkatkan derajat kesehatan pada masyarakat
3.6
4,23
-0.63
5.
Tenaga medis tidak membiarkan pasien menunggu antrian terlalu lama.
2,96
4,36
-1,4
Rata-rata total
3.55
4,31
-0.76
Tangibles
1.
Ketersediaan media promosi kesehatan dalam bentuk poster,leaflet dan papan informasi di Puskesmas Bukateja
3.56
4,36
-0.8
2.
. Ketersediaan media informasi kesehatan dalam bentuk audio visual di ruang tunggu Puskesmas Bukateja
3.23
4,16
-0.93
3.
Adanya petugas khusus untuk konsultasi kesehatan (dokter,ahli gizi,SKM,dll)
3.7
4,4
-0.7
4.
Tersedianya ruangan untuk konsultasi mengenai masalah kesehatan
3.73
4,5
-0.77
5.
Petugas berpenampilan rapi, sopan, dan keserasian seragam dalam bertugas.
3.9
4
-0.1
Rata-rata total
3.62
4,28
-0.66
Total Dimensi
Greand Mean Total
Semua Dimensi
3.722
4.32
-3
Tabel 2 Total Grand Mean Semua Jawaban







BAB VI
PEMBAHASAN

A.  Karakteristik Responden
a.       Menurut Jenis Kelamin
Laki-laki           : 5 orang
Perempuan        : 25 orang
b.      Menurut Pendidikan
SD                    : 11 orang
SMP                 : 10 orang
SMA                 : 6 orang
Akademi           : 2 orang
Lain-lain           : 1 orang
c.       Menurut Pekerjaan
PNS                  : 1 orang
Petani               : 3 orang
Wiraswasta       : 4 orang
Buruh               : 2 orang
Pelajar               : 1 orang
Lain-lain           : 19 orang
Responden sebagian besar berjenis kelamin wanita, dan berpendidikan terakhir SD, karakteristik menurut pekerjaan sebagian besar adalah ibu rumah tangga, di dalam kuesioner masuk dalam kelompok lain-lain.

B.  Kategori dalam Interval
Rata-rata respon tersebut kemudian diklasifikasikan agar lebih mudah diinterpretasikan, dalam rentang rata-rata grand mean dari terkecil sebesar 1 sampai dengan terbesar sebesar 5 memiliki interval :
Interval = (Skor tertinggi – Skor terendah) / Jumlah kelompok
= ( 5– 1) / 5
= 0,8
(Anjar Rahmulyono, 2008)
Sehingga diperoleh klasifikasi jawaban :
Interval                  Klasifikasi
1 – 1.8                   Sangat Rendah
> 1.8 – 2.6             Rendah
> 2.6 – 3.4             Sedang
> 3.4 – 4.2             Tinggi
> 4.2 – 5                Sangat Tinggi

Selisih (Gap) antara kenyataan  dengan harapan menjelaskan tingkat kepuasan pasien, kepuasan paling rendah terjadi pada saat kinerja jauh dibawah harapan, yaitu saat kinerja minimal (1) sedangkan harapan maksimal (5), nilainya sebesar 1 – 5 = -4. Sebaliknya kepuasan paling tinggi terjadi pada saat kinerja jauh melampaui harapan, yaitu saat kinerja maksimal (5) sedangkan harapan minimal (1), nilainya sebesar 5 – 1 = 4. Rentang kepuasan -4 sampai dengan terbesar sebesar 4 memiliki interval :
Interval = (Skor tertinggi – Skor terendah) / Jumlah kelompok
= (4 – (-4)) / 5
= 1.6
(Anjar Rahmulyono, 2008)
Sehingga diperoleh klasifikasi kepuasan :
Interval                        Klasifikasi
-4 s/d -2.4                    Sangat Rendah
> -2.4 s/d -0.8             Rendah
> -0.8 s/d 0.8               Sedang
> 0.8 s/d 2.4                Tinggi
> 2.4 s/d 4                   Sangat Tinggi

Dimensi
Grand mean
Klasifikasi
Gap
Klasifikasi
realibility
3.63
Tinggi
-0.73
Sedang
Responsiveness
3.87
Tinggi
-0.42
Sedang
Assurance
3.94
Tinggi
-0.43
Sedang
Emphaty
3.55
Tinggi
-0.76
Sedang
Tangibles
3.62
Tinggi
-0.66
Sedang
Tabel 3 klasifikasi semua dimensi
Berdasarkan tabel 3. terlihat grand mean dimensi pelayanan berada pada rentang 3.62 sampai dengan 3.94, semuanya termasuk dalam klasifikasi tinggi. Berarti pasien Puskesmas Bukateja Purbalingga sudah menilai baik terhadap pelayanan yang ada. Meskipun demikian skor keyakinan dibandingkan dengan skor harapan terlihat masih dibawah harapan, dalam tabel tersebut terlihat gap yang ada, semua dimensi masuk dalam klasifikasi sedang artinya masih terdapat harapan-harapan pasien yang  belum terpenuhi berarti pelayanan di puskesmas Bukateja secara keseluruhan masih biasa atau moderat. Harapan-harapan pasien yang belum terpenuhi dapat terlihat dari berbagai dimensi berikut:
  1. Dimensi Reliability
Reliability merupakan tanggapan pasien terhadap keandalan kinerja petugas puskesmas dalam kegiatan administrasi dan pelayanan yang diharapkan dapat memuaskan pasien.Hal ini dipengaruhi oleh kemampuan petugas dalam memberikan jasa pelayanan yaitu dengan kemampuan dan pengalaman yang baik dalam memberikan pelayanan.Prosedur pelayanan di puskesmas Bukateja sudah tergolong baik, meski terkadang petugas pendaftaran kewalahan saat banyak pasien, sebaiknya saat terdapat banyak pasien terutama pada hari senin ada petugas tambahan yang membantu di bagian pendaftaran.
Waktu tunggu pemeriksaan di puskesmas Bukateja tergantung pada jumlah pasien yang datang. Petugas kesehatan kurang mampu menyampaikan informasi kesehatan dengan cara yang menarik. Hal itu terlihat dari gap yang tinggi pada pernyataan mengenai kemampuan petugas untuk menyampaikan informasi dengan cara yang menarik, berdasarkan pengamatan selama praktikum, terlihat bahwa informasi yang ditampilkan masih kurang bervariasi, informasi yang ada hanya berupa poster yang masih terlihat kurang menarik. Pemberian tambahan informasi kesehatan oleh tenaga kesehatan sudah dilakukan dengan baik oleh petugas kesehatan di puskesmas Bukateja, responden mengaku bahwa ia tidak hanya sekedar diperiksa saja tetapi juga diberi tambahan informasi mengenai penyakitnya.
  1. Dimensi Responsiveness
Responsiveness merupakan tanggapan pasien terhadap kesediaan para staf membantu pasien dan memberikan pelayanan secara tanggap. Berdasarkan analisis gap terlihat adanya gap tertinggi pada dimensi responsiveness artinya kepuasan terendah terdapat pada dimensi responsiveness, dari berbagai pernyataan mengenai dimensi responsiveness maka dapat dianalisis sebagai berikut.
Kenyataan
Harapan
Gap
1
3,66
4,2
-0,54
2
4,13
4,5
-0,37
3
4,1
4,26
-0,16
4
3,7
4,26
-0,56
5
3,86
4,26
-0,4
Tabel 4 gap dalam dimensi responsiveness
pernyataan nomor tiga menempati urutan pertama dalam gap tertinggi, artinya dalam dimensi responsiveness kepuasan terendah responden terdapat pada pernyataan nomor tiga, pernyataan nomor tiga yaitu “puskesmas selalu buka tepat waktu”. Hasil wawancara menunjukkan puskesmas Bukateja buka tepat pukul 08.00, namun terkadang tidak langsung melayani pasien yang datang dan pada hari jumat para petugas melakukan senam pagi sehingga puskesmas tidak dapat melayani tepat waktu.
  1. Dimensi Assurance
Assurance merupakan tanggapan pasien terhadap kapabilitas pengetahun petugas kesehatan yang ada sehingga dapat merasa yakin dalam berobat. Puskesmas Bukateja memberikan jaminan apabila terjadi kesalahan pada hasil kinerja petugas kesehatan, hal tersebut tidak banyak diketahui responden karena responden sebagian besar adalah masyarakat desa yang berpendidikan rendah, bahkan responden tidak mengetahui bahwa petugas kesehatan yang memeriksa mereka bukan seorang dokter, petugas tersebut hanya seorang perawat yang tidak memiliki wewenang mendiagnosa suatu penyakit, namun mereka tetap merasa aman dan nyaman dengan hal tersebut.
  1. Dimensi Empathy
Dimensi Empathy merupakan tanggapan pasien terhadap perhatian secara personal yang diberikan oleh petugas kesehatan yang ada. Berdasarkan analisis gap terlihat bahwa dimensi empathy mempunyai gap yang terendah diantara dimensi-dimensi lainnya, artinya kepuasan tertinggi berada pada dimensi ini. Masyarakat Bukateja merupakan masyarakat desa dengan pendidikan yang rendah sehingga mereka lebih memperhatikan pada aspek empathy begitupula pelayanan yang diberikan oleh petugas, pelayanan yang dilakukan lebih menekankan pada aspek empathy sehingga kepuasan tertinggi berada pada dimensi empathy.
Berikut tabel analisis gap pada dimensi empathy.
Kenyataan
Harapan
Gap
1
3,7
4,33
-0,63
2
3,76
4,36
-0,6
3
3,76
4,3
-0,54
4
3,6
4,23
-0,63
5
2,96
4,36
-1,4

Berdasarkan tabel diatas gap terendah berada pada pernyataan nomor 1 dan nomor 4. Pernyataan nomor 1 yaitu petugas kesehatan memberikan pelayanan yang adil mengenai informasi yang adil kepada semua masyarakat. Petugas di puskesmas Bukateja memberikan pelayanan yang adil pada semua pasien baik pasien umum, ASKES, JPKM, maupun JAMKESMAS.Petugas tidak membeda-bedakan status sosial maupun penampilan pasien, semua pasien dilayani dengan baik. Pernyataan nomor 4 yaitu sikap petugas dalam memberikan motivasi untuk meningkatkan derajat kesehatan pada masyarakat, responden mengaku mendapat dorongan yang memotivasi mereka agar mereka menjaga kesehatannya.




  1. Dimensi Tangible
Tangible merupakan tanggapan pasien terhadap fasilitas fisik yang ada, seperti peralatan, perlengkapan, dan fasilitas kesehatan. Responden merasa puas terhadap fasilitas-fasilitas yang ada di puskesmas Bukateja meskipun berdasarkan hasil pengamatan fasilitas yang ada belumlah mencukupi, media informasi yang ada hanya berupa poster yang kurang menarik,pada ruang tunggu belum terdapat pengeras suara yang dapat memudahkan untuk memanggil pasien.














BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN

A.  Kesimpulan
Grand mean dimensi pelayanan berada pada rentang 3.62 sampai dengan 3.94, semuanya termasuk dalam klasifikasi tinggi. Berarti pasien Puskesmas Bukateja Purbalingga sudah menilai baik terhadap pelayanan yang ada. Meskipun demikian skor keyakinan dibandingkan dengan skor harapan terlihat masih dibawah harapan, dalam tabel tersebut terlihat gap yang ada, semua dimensi masuk dalam klasifikasi sedang artinya masih terdapat harapan-harapan pasien yang  belum terpenuhi berarti pelayanan di puskesmas Bukateja secara keseluruhan masih biasa atau moderat.
Berdasarkan analisis gap terlihat adanya gap tertinggi pada dimensi responsiveness artinya kepuasan terendah terdapat pada dimensi responsiveness. dalam dimensi responsiveness kepuasan terendah responden terdapat pada pernyataan nomor tiga, pernyataan nomor tiga yaitu “puskesmas selalu buka tepat waktu”. Hasil wawancara menunjukkan puskesmas Bukateja buka tepat pukul 08.00, namun terkadang tidak langsung melayani pasien yang datang dan pada hari jumat para petugas melakukan senam pagi sehingga puskesmas tidak dapat melayani tepat waktu.
Dimensi empathy mempunyai gap yang terendah diantara dimensi-dimensi lainnya, artinya kepuasan tertinggi berada pada dimensi ini. Masyarakat Bukateja merupakan masyarakat desa dengan pendidikan yang rendah sehingga mereka lebih memperhatikan pada aspek empathy begitupula pelayanan yang diberikan oleh petugas, pelayanan yang dilakukan lebih menekankan pada aspek empathy sehingga kepuasan tertinggi berada pada dimensi empathy.

B.  Saran
1.        Puskesmas Bukateja seharusnya langsung melakukan pelayanan kepada pasien pada pukul 08.00 saat puskesmas dibuka.
2.        Sebaiknya puskesmas Bukateja menyediakan pengeras suara di ruang tunggu, agar memudahkan dalam memanggil pasien.
3.        Seharusnya tenaga medis yang melakukan diagnosis terhadap pasien adalah seorang dokter, karena hanya dokter yang berwenang untuk melakukan diagnosis.
4.        Media informasi yang ada sebaiknya dibuat lebih menarik dan lebih sesuai dengan karakteristik masyarakat di wilayah kerja puskesmas Bukateja.













DAFTAR PUSTAKA

Arikunto. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Analisa Data, hal 239-257. P.T Rineka Cipta. Jakarta
Notoatmodjo, S. 2005. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi. Rineka Cipta. Jakarta
Parasuraman, A Zeithaml, Valerie A.dan L Berry, 1991. Delivering Quality Service, The Free Press A Divission of Mac Millan inc, New York.
Profil Puskesmas Bukateja Purbalingga tahun 2010
Rahmulyono, Anjar. 2008. Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan terhadap Kepuasan Pasien Puskesmas Depok I di Sleman. http://rac.uii.ac.id/server/document/Public/2008052501581504311196.pdf. Diakses tanggal 3 Juni 2011
Sugiyono. 2002. Statistika Untuk Penelitian dan Aplikasinya dengan SPSS for windows. Alfabetta. Bandung
Tjiptono, Fandi dan Gregorius Candra. 2005. Service, Quality, and Satisfaction. Andi Offset. Yogyakarta







Tidak ada komentar:

Posting Komentar